Liputan6.com, Jakarta - Kepala Suku Dinas (Kasudin) Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Pusat Muhammad Yuswardi mengaku tak tahu soal makam fiktif di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Ia mengatakan, dirinya baru diangkat sebagai Kasudin pada Januari 2016 lalu. Begitu pun Kepala TPU Saiman, yang baru mendapat amanah dua pekan lalu. Karena itu dirinya kaget mendengar pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tentang makam fiktif.
"Saya baru Januari di sini. Pak Saiman baru 15 hari. Kalau saat ini ada yang melaporkan jual-beli tanah makam sekarang, laporkan ke saya dan saya tindaklanjuti. Temuan Pak Ahok itu belum saya cari tahu. Nanti saya cari tahu," ujar Yuswardi di Kantor Pengelola TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (10/6/2016).
Yuswardi berani menjamin tidak ada praktik jual-beli dan pembengkakan biaya makam selama dirinya menjabat sebagai Kasudin.
Kemungkinan, kata dia, kecurangan terjadi sudah lama sebelum Ahok memimpin ibu kota. Ia pun menduga pelakunya bukan berasal dari pegawai harian lepas, tetapi dari tukang rawat makam.
"Pelakunya bukan kita, bukan orang kantor. Ahli warisnya ketemu siapa? Ketemu orang yang mengaku orang kantor? Orang dinas? Nggak bisa lah nama kita dijual-jual. Kalau kita mah nggak berani. Di sini PHL 51 orang. Sementara Non PHL itu tukang rawat makan 400-an. Bisa saja (pelakunya) yang di antara 400 itu," jelas Yuswardi.
Ahok sebelumnya mengatakan banyak makam fiktif di sejumlah tempat TPU Jakarta. Makam fiktif yang dimaksud Ahok adalah makam yang sudah bernisan, namun tak berisi jenazah. Makam tersebut adalah makam booking-an atau makam yang keberadaannya hanya sebagai penanda bahwa lahan tersebut sudah dipesan.
"Jadi kita temukan banyak sekali makam fiktif. Jadi kalau ada batu nisan segala macam, belum pasti itu ada isinya. Karena ada yang nyogok. Itu ditaruh di depan," kata Ahok di Balai Kota, Kamis 9 Juni 2016.
Menurut Ahok, makam fiktif tersebar di beberapa TPU, salah satunya TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat. Ciri-ciri makam fiktif, menurut Ahok adalah makam baru yang berada di deretan strategis di depan dan dibeli dengan harga sangat mahal.
Advertisement