Tito Karnavian: Saya Junior, tapi Jadi Calon Kapolri Ini Perintah

Komjen Tito Karnavian siap menerima tampuk kepemimpinan Polri.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 16 Jun 2016, 11:36 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2016, 11:36 WIB
20150704-Diskusi Kemanan Jelang Lebaran-Jakarta-Tito Karnavian
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Tito Karnavian dalam diskusi ‘Keamanan Jelang Lebaran’, Jakarta, Sabtu (4/7/2015). Dalam kesempatan itu, Tito membeberkan empat kejahatan yang paling utama jelang lebaran. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Komjen Tito Karnavian menjadi satu-satunya calon Kapolri yang diajukan Presiden Joko Widodo. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu mengaku sudah mengetahui tentang pencalonannya.

Dia mengatakan siap menerima tampuk kepemimpinan Polri. Walau demikian, mantan Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror tersebut tahu posisinya sebagai jenderal bintang tiga termuda di Polri.

"Ya sudah mendengar. Sudah diberitahu Mensesneg dan Seskab. Ini perintah bagi saya. Saya memahami saya termasuk junior dalam generasi kepolisian, tapi ini perintah sebagai prajurit dan tidak boleh langgar perintah, apalagi perintah dari Presiden. Pasti akan saya lakukan semaksimal mungkin apapun risikonya," ucap Tito di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis (16/6/2016).

Ketika resmi terpilih menggantikan Jenderal Polisi Badrodin Haiti, Tito berjanji merangkul semua pihak, terutama senior-seniornya di kepolisian. Dia optimistis dapat merangkul semua pihak dengan pengalamannya.

"Waktu Kapolda Papua, saya digantikan dengan senior angkatan 71, kemudian saya digantikan senior 81, saya sendiri 87. Hubungan kami sangat baik dengan senior-senior," ucap Tito.

Hal tersebut juga terjadi saat dia bekerja sebagai Kapolda Metro Jaya.

"Di Polda Metro juga sama. Wakil saya angkatan 83, orang ketiganya 85, saya angkatan 87. Kemudian pejabat utama banyak angkatan 83, 84, 85, 86. Kami bisa kerja sama dengan baik," kata Tito.

Pada prinsipnya, lanjut dia, masalah senior itu memang penting. Tapi yang utama adalah interpersonal skill, yaitu memangun hubungan dengan semua pihak. Namun, itu bukan berarti menyenangkan semua pihak.

"Prinsipnya kita satu yaitu reformasi Polri. Karena dalam jajak pendapat dan survei, Polri termasuk yang kurang dipercaya publik. Kita sama-sama dalam satu ikatan baik senior maupun junior. Visinya membangun itu karena saya butuh dukungan semua pihak baik internal maupun eksternal," Tito memungkasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya