Menhub Jonan: Lebih Baik Terlambat Mudik daripada Kecelakaan

Keselamatan, menjadi salah satu hal yang jadi perhatian Presiden Jokowi. Sehingga menekan angka kecelakaan menjadi hal yang penting.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 24 Jun 2016, 09:32 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2016, 09:32 WIB
Ignasius Jonan
Menhub Ignasius Jonan saat Apel Kesiapan Operasi Lebaran, di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (24/6/2016). (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Ignatius Jonan menegaskan pentingnya aspek keselamatan saat mudik dan balik Lebaran 2016. Untuk itu, kata dia, seluruh moda transportasi harus dipastikan kelayakannya sebelum berangkat mengangkut penumpang.

"Saya tetap minta apabila sarananya tidak layak berangkat saat keberangkatan lebih baik ditunda. Targetnya bukan tepat waktu saja tapi tiba dengan selamat. Kalau terlambat 1 jam, 2 jam, sehari pun enggak apa-apa karena kalau kecelakaan terlambatnya lebih sehari," tegas Jonan saat Apel Kesiapan Operasi Lebaran, di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (24/6/2016).

Kata Jonan, sejak 6 Juni 2016, Kementerian Perhubungan sudah inspeksi ke seluruh moda transportasi yang akan melayani para pemudik. Lebih dari 500 angkutan udara dan 1.065 angkutan laut sudah diperiksa.

"Harus pemeriksaan diulang untuk pengecekan apakah alat keselamatan tersedia dan bisa digunakan. Jangan ada sekoci enggak bisa diturunkan, ada pelampung enggak bisa digunakan," imbuh Jonan.

Sarana keselamatan, kata Jonan tidak banyak yang harus diperiksa, tapi yang harus diperhatikan adalah dari sisi prasarana, seperti cuaca dan rel.

"Harus diperiksa lagi wilayah rawan longsor atau bencana alam. Saya dapat info dari BMKG dalam 1-2 minggu cuaca ke depan kurang bersahabat terutama Jawa Barat dan selatan Jawa Tengah harus diperhatikan relnya," ujar mantan Dirut PT KAI itu.

Aspek keselamatan, kata Jonan menjadi salah satu hal yang jadi perhatian Presiden Jokowi. Sehingga menekan angka kecelakaan menjadi hal yang wajib dilakukan.

"Tahun lalu perhitungan dari H-7 hingga H+7 korban meninggal lebih 700 jiwa semuanya terjadi di jalan raya. Jadi ini juga satu tugas besar. Kita berusaha mengurangi beban dan jumlah kematian akibat kecelakaan," pungkas Jonan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya