Liputan6.com, Jakarta - 6 ABK kapal TB Charles berhasil bersandar di Samarinda, Kalimantan Timur dengan pengawalan ketat dari TNI AL. Setibanya di Indonesia, mereka langsung dimintai keterangan seputar penyanderaan teman mereka di laut Jolo, Filipina.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Edi Sucipto mengatakan, dalam perjalanan dari Filipina menuju Indonesia, kapal TB Charles mengalami 2 kali pembajakan. Pembajakan diduga dilakukan 2 kelompok berbeda.
"Pembajakan pertama dengan menggunakan 2 perahu yang beranggotakan 4 sampai 5 orang, salah satu diantara mereka menggunakan bahasa melayu dan membawa senjata api laras panjang," kata Edi di Jakarta, Minggu (26/6/2016).
Advertisement
Pembajakan pertama yang terjadi di perairan Jolo pada Senin, 20 Juni 2016 ini mengakibatkan 3 ABK diculik. Mereka adalah Capt. Fery Arifin (nahkoda), Muh. Mahbrur Dahri (KKM) dan Edy Suryono (Masinis II). Seluruh alat komunikasi turut disita kelompok ini.
Kemudian pembajakan kedua terjadi sekitar satu jam 15 menit setelah pembajakan pertama terjadi. Kelompok pertama memang mempersilakan kapal melanjutkan perjalanan setelah menculik 3 ABK.
"Pembajak kedua menggunakan 3 perahu yang beranggotakan 8-10 orang. Dari informasi yang diperoleh, pembajak tersebut menggunakan bahasa Inggris dengan sikap kasar dan arogan, bersenjata laras panjang dan pistol," lanjut Edi.
Kelompok kedua ini akhirnya menculik 4 ABK, yakni Ismail (mualim I), Robin Piter (juru mudi), Muhammad Nasir (masinis III), dan Muhamad sofyan (Oilman). Kapal kemudian diperbolehkan melanjutkan perjalanan ke Samarinda.
Kapal itu kemudian dibawa oleh 6 ABK yang selamat dari pembajakan, yakni Andi Wahyu (Mualim II), Syahril (Masinis IV), Albertus Temu Slamet (Juru Mudi), Reidgar Frederik Lahiwu (Juru Mudi), Rudi Kurniawan (Juru Mudi) dan Agung E. Saputra (Juru Masak).
Kapal KRI Multatuli-561 unsur Guspurlatim akhirnya menemukan TB Charles dan melakukan pengawalan hingga ke Samarinda. Kapal kemudian melanjutkan perjalanan ke Balikpapan dengan pengawalan KRI Kerapu-821 unsur Guskamlatim.