Cerita Warga Mendapat Manfaat Penggusuran Kampung Pulo

Warga mengakui ada peningkatan ekonomi pasca-penertiban Kampung Pulo, Jakarta Timur.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 13 Jul 2016, 14:06 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2016, 14:06 WIB
Kampung Pulo
Warga mengaku ada dampak positif pasca penertiban bangunan di bantaran Kali Ciliwung (Liputan6.com/Nanda)

Liputan6.com, Jakarta - Penggusuran Kampung Pulo pada 10 bulan yang lalu dinilai oleh sejumlah kalangan sebagai aksi kontroversial dari sang Gubernur DKI Jakarta atau Ahok. Namun, warga yang tidak terdampak penggusuran di sana, mengaku mendapat sejumlah manfaat dari pembenahan bantaran Kali Ciliwung, yang kini berubah menjadi akses jalan.

Seorang warga asli Kampung Pulo yakni Aya mengatakan, dengan adanya jalan lebar yang dibangun di sepanjang pinggir Kali Ciliwung itu, masyarakat yang masih tinggal di sana banyak memanfaatkan jalur itu untuk mencari penghasilan tambahan.

"Saya yang nggak terkena gusur si enak aja kok. Banyak itu jadi pakai buat dagang di jalan itu. Jadi kayak KBT (Kanal Banjir Timur) tiap sore rame. Sekarang juga ada yang dagang-dagang tuh. Makanan minuman," tutur Aya di kediamannya RT 06 RW 03 Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (13/7/2016).

Wanita yang kini berusia 52 tahun itu juga mengaku senang dengan adanya akses jalan itu. Menurut dia, warga menjadi semakin mudah memasuki kawasan Kampung Pulo, khususnya yang punya kendaraan baik roda dua maupun roda empat.

"Sekarang jadi gampang parkir mobil sampe ke ujung-ujung. Enak. Sebelumnya pada di pinggir jalan depan sana (parkir). Depan toko-toko. Kadang juga sering dikejar karena kan suka enggak boleh. Digeret (Dishub)," ujar dia.

Warga lain yakni Asep pun menyebut hal serupa. Bagi dia, warga yang tidak terdampak kini dapat menggunakan akses jalan itu untuk menabung dan memperkecil pengeluaran bulanan mereka.

"Jadi lebih mudah karena warga masuk motor gampang. Mereka bisa parkir dekat rumah walaupun bukan di halaman rumah. Jadi mereka gak khawatir bayar parkir. Sebelumnya taro di rumah sakit, bank, pasar, dan itu ada biaya per bulan. Di sini tinggal taro aja," kata Asep di rumahnya, RT 07 RW 03, Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.

Dia pun tidak menampik adanya nilai ekonomis dari fasilitas jalan masuk ke Kampung Pulo di sepanjang Kali Ciliwung itu. Namun, hingga kini, pria yang sudah 42 tahun tinggal di kawasan itu masih tetap menyayangkan tidak adanya kebijakan uang kerahiman dari Pemprov DKI, bagi warga yang terdampak gusuran.

"Segi ekonomi alhamdulillah ada perubahan. Saya ada sodara 5 sampai 10 rumah kegusur dipindah ke Rusunawa. Dari ekonomi ada tapi sosial jadi enggak. Kan ada yang menderita juga. Digiring seperti bebek ke Rusunawa. Enggak ada kebijakan uang ganti rugi," terang Asep.

Kendati, dia tetap mengakui pembenahan bantaran Kali Ciliwung di Kampung Pulo membuat kawasan langganan banjir itu bisa sedikit tenang saat hujan datang mengguyur Ibu Kota.

"Semenjak ada pompa-pompa itu enggak banjir. Keuntungannya juga buat warga yang enggak kena gusur. Bersihin banjir aja bisa sampe seminggu. Lumpur bau, penyakit banyak, orang tua enggak kuat," dia menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya