Kisah Mistis di Balik Reka Ulang Pembunuhan Alika di Hotel

Reka ulang kasus pembunuhan berencana Alika yang digelar di salah satu hotel di Koja, Jakarta Utara, meninggalkan rangkaian kisah mistis.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 22 Jul 2016, 07:39 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2016, 07:39 WIB
20160712-Hotel
Pegawai temukan jasad bersimbah darah di kamar hotel.

Liputan6.com, Jakarta - Reka ulang kasus pembunuhan berencana Kartika alias Alika yang digelar di Hotel Ellysta, Koja, Jakarta Utara, meninggalkan rangkaian kisah mistis. Rekonstruksi yang sedianya digelar kemarin pagi sekitar pukul 10.00 WIB pagi di tempat kejadian perkara tak kunjung dimulai.

Alasannya sederhana, yaitu menunggu pelaku pembunuhan Alika, Sjahril Sidik yang dititipkan di sel tahanan Polda Metro Jaya.

Pantauan Liputan6.com, sejak pagi warga sudah mulai berdatangan dan berkerumun di depan hotel yang didirikan tahun 1997 itu. Warga mengaku mengetahui ada reka ulang dari media.

Sementara itu, polisi baru menuju TKP bersama Sjahril dari Markas Polsek Koja sekitar pukul 11.11 WIB. Tujuan awal penyidik ke Jalan Duren, sebab Sjyahril mengaku bersua dengan Alika di jalan itu.

Mengenakan tutup wajah dan baju tahanan biru, Sjahril terus menunduk, terlebih saat menjalani reka ulang di Hotel Ellysta. Bukan tanpa alasan, dia mengaku terus diikuti sosok Alika.

"Saya diikutin pak. Dia (Alika) ada, ngikut terus," cerita salah satu polisi yang menirukan ucapan Sjahril kepada Liputan6.com di Jakarta Utara, Kamis malam, 21 Juli 2016.

Suasana Horor

Tiba di lantai tiga hotel, polisi mengajak Sjahril ke dalam kamar 11 C. Di pintu kamar, lagi-lagi Sjahril menunduk bahkan memalingkan muka.

Ketika itu sekitar pukul 11.30 WIB. Lorong sempit dan gelap menambah suasana horor. Ditambah sedikitnya ventilasi udara membuat beberapa awak media dan polisi tak tahan berlama-lama di TKP.

"Dia (Alika) ada lagi pak. Dia (Alika) lagi duduk di tengah kasur itu pak," tutur anggota kepolisian itu meniru kembali ucapan Sjahril.

Tapi saat itu Sjahril mengatakan, ia jauh lebih kuat dan siap saat menghadapi bayang-bayang atau kemunculan sosok Alika.

Berguru ke Bomber Bali

Ia mengaku telah mendapat ilmu pengetahuan dan doa untuk menghadapi Alika dari seorang guru yang ditemuinya di sel tahanan Polda Metro Jaya. Sang guru itu bernama Ali Imron, terpidana kasus Bom Bali I.

"Guru saya (Ali Imron) bilang, jika ketemu atau melihat sosok Alika itu bukan dia (Alika), tapi itu hanya jin yang menyerupai. Guru saya bilang orang mati tidak dapat kembali lagi," ungkap Sjahril.

Reka ulang akhirnya digelar di kamar sebelah, yaitu di kamar 12 C. Selain dikhawatirkan bisa merusak TKP, saksi Juwita selaku pelayan hotel juga mengaku tidak sanggup jika harus melihat ke dalam kamar. Ingatannya tentang jasad Alika pertama kali ditemukan masih membekas kuat.

"Aduuh enggak deh, pak. Awalnya, Alika sama Sjahril nyewa kamar sebelah ini pak, 12 C. Tapi enggak bisa kebuka terus jadinya 11 C," ucap Juwita seraya ketakutan.

Tiga belas adegan reka ulang akhirnya berhasil dijalani Syahril di hotel bertarif Rp 190.000 itu. Ada sekitar satu jam. Dari pukul 11.30 WIB sampai pukul 12.30 WIB. Adegan reka ulang itu diakhiri Sjahril dengan membawa kabur sepeda motor milik Alika.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya