8 Menteri yang Tersingkir dari Kabinet Jokowi-JK

Posisi Anies sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan digantikan oleh Muhadjir Effendy.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 27 Jul 2016, 12:08 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2016, 12:08 WIB
20160719-Tiga Menteri Raker dengan Komisi V DPR
Menteri Desa PDT dan Transmigrasi Marwan Jafar (kanan) dan Menhub Iqnasius Jonan saat hadiri raker dengan Komisi V DPR, Jakarta (19/7). Raker membahas pembicaraan rencana kerja anggaran dan rencana kerja pemerintah tahun 2017. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi mengumumkan perombakan atau reshuffle kabinet kerjanya. Ada 12 menteri dan 1 kepala BKPM yang dirombak.

Dalam reshuffle kabinet yang diumumkan Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/7/2016), sebagian menteri menempati pos kementerian atau badan baru, namun ada pula yang harus meninggalkan Kabinet Kerja Jokowi-JK.

Mereka yang meninggalkan Kabinet Kerja adalah Anies Baswedan, Sudirman Said, Yuddy Chrisnandi, Rizal Ramli, Ferry Mursyidan Baldan, Marwan Jafar, Ignasius Jonan, dan Saleh Husin.

Posisi Anies sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan digantikan oleh Muhadjir Effendy. Posisi Sudirman Said sebagai Menteri ESDM diganti Chandra Tahar, posisi Yuddy Chrisnandi sebagai Menpan RB diganti Asman Abnur, dan posisi Rizal Ramli sebagai Menko Kemaritiman diganti Luhut Binsar Pandjaitan.

Selain itu, posisi Ferry Mursyidan Baldan sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN diganti oleh Sofyan Djalil, posisi Marwan Jafar sebagai Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi digantikan Eko Putro Sanjoyo. Posisi Ignasius Jonan sebagai Menteri Perhubungan digantikan oleh Budi Karya Sumadi. Posisi Saleh Husin sebagai Menteri Perindustrian diganti Airlangga Hartarto.

Sedangkan posisi Thomas Lembong sebagai Menteri Perdagangan digantikan oleh Enggartiasto Lukito. Thomas menduduki posisi baru sebagai Kepala BKPM.

Jokowi mengatakan, banyaknya pergantian menteri di bidang ekonomi agar kabinet bisa bekerja lebih cepat. Ekonomi nasional harus diperkuat untuk menghadapi ekonomi dunia yang melambat sekaligus penuh persaingan dan kompetisi.

"Saya menyadari tantangan terus berubah dan membutuhkan kecepatan kita dalam bertindak memutuskan. Kita harus bertindak langsung dirasakan rakyat dalam jangka pendek menengah dan panjang," kata Jokowi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya