Hadir di Festival Adat Bali, Setnov dan SBY Akrab

Festival Genjek sendiri dilaksanakan tepatnya di Desa Sukasada Ujung, Karang asem, Bali.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 11 Agu 2016, 00:29 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2016, 00:29 WIB
20160614- Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto-Jakarta- Gempur M Surya
Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghadiri acara Festival Budaya Genjek Kolosal. Acara ini melibatkan 15.361 peserta dan digelar di Karangasem, wilayah timur Bali, Rabu 10 Agustus 2016.

"Festival Gonjek ini dipentaskan dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan RI yang ke-71," ujar politikus Partai Golkar Nurul Arifin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (10/8/2016).

Festival Gonjek sendiri dilaksanakan tepatnya di Desa Sukasada Ujung, Karangasem, Bali dan digelar oleh Bupati Karang Asem I Gusti Ayu Masumatri.

"Hanya ada dua ketua umum partai yang diundang dan di-announce secara khusus, yaitu Presiden ke-6 RI SBY dan Ketum PG Setya Novanto," kata Nurul.

Di sela acara Festival Gonjek tersebut SBY dan Setya Novanto atau Setnov tampak berdampingan dan melakukan pembicaraan cukup serius. Kedua tokoh bahkan terlihat saling berbisik dan menunjukkan raut wajah serius.

Lalu, apakah dalam pertemuan dua petinggi partai tersebut ada obrolan mengenai kerja sama menghadapi pemilihan gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017 mendatang, Nurul enggan menjelaskan lebih rinci.

"Duduknya bersebelahan, melakukan bisik-bisik dalam berbicara. Ya cukup serius," kata Nurul.

Bupati Karangasem I Gusti Ayu Masumatri secara resmi menggelar Festival Genjek Kolosal yang melibatkan 15.361 seniman ini di desa Sukasada Ujung, Karangasem, Bali.

Selain untuk menarik kunjungan wisatawan, penyelenggaraan festival ini bertujuan melestarikan kesenian genjek yang merupakan warisan budaya khas rakyat Karangasem.

Ia menyebut ada dua hal penting dari penyelenggaraan Festival Genjek Kolosal ini, yakni untuk menarik kunjungan wisatawan ke Karangasem, serta sebagai langkah untuk melestarikan kesenian genjek yang merupakan kesenian khas rakyat Karangasem agar tidak punah begitu saja.

"Kami pengin mengubah secara pelan-pelan image atau konotasi terhadap kesenian genjek ini yang selalu diidentikkan dengan pesta minuman tuak dan mabuk-mabukan. Terbukti disini tak satu pun peserta yang membawa ataupun menenggak tuak," kata Bupati Karangasem.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya