Mengenal Rumah Mod Aki Aksa, Hunian Adat Papua Barat Penuh Penuh Makna dan Filosofi

Bentuk ini dirancang agar tahan terhadap terpaan angin kencang di daerah pegunungan atau pesisir, sekaligus menjaga kehangatan di dalam rumah saat malam hari

oleh Panji Prayitno Diperbarui 22 Apr 2025, 23:00 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2025, 23:00 WIB
Mengenal Rumah Mod Aki Aksa, Hunian Adat Papua Barat Penuh Penuh Makna dan Filosofi
Rumah Mod Aki Aksa atau rumah adat kaki seribu khas suku Arfak Papua Barat. Foto (merdeka.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Berdiri di atas tiang-tiang kayu, rumah Mod Aki Aksa merupakan salah satu rumah adat masyarakat di Papua Barat. Khususnya masyarakat yang berasal dari suku Arfak yang mendiami wilayah pegunungan Arfak Papua.

Diketahuui, rumah tersebut memiliki tampilan yang cukup berbeda dibanding rumah adat dari daerah lain di Indonesia. Rumah Mod Aki Aksa tampil sederhana namun penuh makna, dengan bentuk setengah lingkaran menyerupai perahu terbalik, berdiri di atas panggung yang ditopang oleh deretan kayu bulat.

Namun, di balik kesederhanaannya, rumah ini mengandung banyak filosofi hidup dan kebijaksanaan lokal masyarakat di Papua Barat yang luar biasa. Salah satu hal paling mencolok dari Mod Aki Aksa adalah bentuknya yang setengah lingkaran itu tadi.

Jika dilihat dari samping, rumah ini menyerupai bentuk kerang laut atau cangkang siput. Bentuk ini dirancang agar tahan terhadap terpaan angin kencang di daerah pegunungan atau pesisir, sekaligus menjaga kehangatan di dalam rumah saat malam hari yang bisa sangat dingin.

Atap dan dindingnya dibuat dari bahan alami seperti daun sagu kering atau ilalang yang ditumpuk dan diikat rapat, sedangkan tiangnya menggunakan kayu yang kuat dan tahan lama, seperti kayu besi.

Karena rumah ini dibangun di atas panggung, lantainya tidak langsung menyentuh tanah—fungsi utamanya adalah untuk menghindari binatang liar dan kelembapan, sekaligus menjaga sirkulasi udara tetap baik.

Bisa dibilang, Rumah Mod Aki Aksa itu contohnya kearifan lokal yang mampu menjawab tantangan alam dengan cara yang sangat cerdas dan organik. Yang bikin rumah ini makin menarik adalah nilai-nilai budaya dan sosial yang tertanam di dalamnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Identitas Budaya

Mod Aki Aksa bukan cuma tempat tinggal, tapi juga ruang berkumpulnya keluarga besar, tempat berbagi cerita, tempat merawat generasi, bahkan kadang jadi pusat kegiatan adat. Biasanya, satu rumah dihuni oleh beberapa anggota keluarga dalam satu garis keturunan.

Di dalam rumah, tidak banyak sekat atau ruang-ruang seperti rumah modern sekarang—semuanya serba terbuka, karena memang nilai kebersamaan sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Arfak.

Saat malam tiba, keluarga akan duduk melingkar di dekat perapian yang ada di tengah rumah, sambil memasak atau sekadar menghangatkan tubuh sambil ngobrol. Suasana hangat ini bukan hanya secara fisik, tapi juga secara emosional.

Olehl karena itu, Rumah Mod Aki Aksa secara tak langsung mengajarkan kita pentingnya hidup bersama dalam harmoni dan saling menjaga. Rumah ini dibangun tanpa menggunakan paku atau bahan bangunan modern.

Semua bagian rumah disatukan dengan tali rotan, simpul kayu, dan teknik sambungan tradisional. Meski kelihatan sederhana, proses pembuatannya butuh keahlian dan kerja sama banyak orang.

Biasanya pembangunan rumah ini dilakukan secara gotong royong—warga kampung akan saling bantu, dari mulai mencari bahan sampai proses mendirikannya. Ini jadi bukti bahwa di balik struktur kayu dan daun, ada semangat solidaritas dan kekeluargaan yang sangat kuat.

Meskipun zaman sekarang sudah mulai banyak rumah modern bermunculan, di beberapa wilayah, Rumah Mod Aki Aksa masih dipertahankan sebagai simbol identitas budaya dan warisan leluhur yang sangat dijaga.

Penulis: Belvana Fasya Saad

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya