Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) mengatakan, ada hal yang perlu diperbaiki dari cara promosi pariwisata di Indonesia. Saat ini aspek budaya selalu jadi yang pertama ditawarkan kepada wisatawan.
"Kita memang punya kesalahan, selalu menjual budaya saja dan kita menjual kekurangan ketinggalan zaman," ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (30/8/2016).
Menurut JK, banyak tempat di Indonesia yang menampilkan budaya yang cenderung mengerikan. Sebut saja budaya di Toraja. Wisata yang ditawarkan adalah makam khas yang menjadi keunikan. Di awal, pasti menarik, tapi tidak untuk dikunjungi berkali-kali.
Advertisement
"Toraja kampung saya, karena yang dijual hanya hal mengerikan. Masuk kuburan, potong kerbau, bagus untuk orang sana tapi orang asing ngeri amat ini. Hanya sekali orang mau datang, tidak berkali-kali. Tapi sekarang berubah," JK menjelaskan.
Karena itu, wisata Toraja mulai berubah dengan Wisata Negeri di atas awan. Kepindahan dari pendekatan budaya ke keindahan alam sangat dibutuhkan agar meningkatkan jumlah turis.
"Saya ingin tanya, ada di antara saudara-saudara ke Borobudur berkali-kali? Mungkin hampir cuma sekali. Saya cuma sekali 30 tahun yang lalu. Tapi tiap bulan kita tidak bosan pergi ke Bali," JK menambahkan.
Pengalihan orientasi tempat wisata kini sedang dilakukan. Saat ini, promosi pantai, gunung, laut, dan beberapa tempat indah lainnya tengah digalakkan. Tinggal bagaimana masyarakat menjaga.
"Di Toba danaunya rusak. Akhirnya air tidak ada yang mau berenang bisa gatal-gatal. Pantai, gunung, matahari, angin, semua tidak ada yang buat kan, cuma dipelihara saja. Itu namanya lingkungan, yang kita jual itu," Wapres JK memungkasi.