Liputan6.com, Jakarta - Setelah empat jam berorasi serta menyampaikan pendapat mereka soal reklamasi teluk Jakarta, seratusan mahasiswa UI, Mahasiswa UNJ dan nelayan Muara Angke membubarkan aksi. Mereka yang memulai aksi sejak pukul 13.30 WIB, akhirnya membubarkan diri pada pukul 17.30 WIB.
Selama aksi berlangsung mereka berorasi, menyanyikan lagu, yel-yel dan berteatrikal dengan tertib. Namun, jelang membubarkan diri ada insiden pelemparan pelet atau makanan ikan.
Polisi, sempat mengira akan terjadi rusuh. Langsung saja, petugas mendatangi ke dalam kerumunan massa.
Advertisement
"Bukan pak, tenang, bukan batu. Itu bentuk kekecewaan kami karena Pak Luhut tak menemui rakyat," ujar seorang orator mencoba menenangkan kondisi.
Awalnya, dari kejauhan terlihat seorang mahasiswa dan seorang nelayan melemparkan sesuatu serupa pasir. Namun, saat berserakan di depan pintu masuk Kementerian Koordinator Kemaritiman bau pelet menyeruak.
Dalam tuntutannya, mereka menolak proyek reklamasi teluk Jakarta dan menuntut pemerintah bertindak tegas menghentikan seluruh proyek reklamasi. Mereka juga menuntut pemulihan fungsi lingkungan hidup di wilayah pesisir utara Jakarta oleh pemerintah.
"Cabut Keputusan Gubernur DKI nomor 2238 tahun 2014 tentang pemberian izin pelaksanaan reklamasi pulau G kepada PT Muara Wisesa Samudera dan juga izin pulau lainnya," terang Arya.
Dalam aksi ini, nampak pula perwakilan nelayan dari Muara Angke. Para nelayan ini membawa spanduk bertuliskan "tolak reklamasi", mereka juga berdandan serta berteatrikal di trotoar depan kantor Kemenko Maritim.
Sebanyak 80 personel polisi diterjunkan untuk mengamankan aksi. Para personel ini tak memiliki tameng, ataupun senjata pemukul seperti rotan serta helm pengaman.