Liputan6.com, Yogyakarta - Pembentukan Kabupaten Sleman tidak terlepas dari kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang membagi wilayah Kasultanan Yogyakarta pada 1916. Perjalanan panjang perubahan status, pemindahan ibu kota, dan penyesuaian administrasi membentuk identitas Sleman seperti yang dikenal saat ini.
Mengutip dari berbagai sumber, kabupaten Sleman berawal dari ketetapan dalam Rijksblad nomor 11 tahun 1916 yang dikeluarkan pemerintah Hindia Belanda. Wilayah Kasultanan Yogyakarta saat itu dibagi menjadi tiga kabupaten, Kalasan, Bantul, dan Suleiman (kelak menjadi Sleman).
Kabupaten Suleiman mencakup empat distrik besar, Melati, Glegong, Jumeneng, dan Godean, dengan puluhan kelurahan di bawahnya. Pada 1927, status kabupaten Suleiman diturunkan menjadi distrik di bawah kabupaten Yogyakarta berdasarkan Rijksblad nomor 1 tahun 1927.
Advertisement
Baca Juga
Posisi ini bertahan hingga reorganisasi wilayah oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada 8 April 1945. Melalui Besluit Yogyakarta-Kori nomor 2, wilayah Kasultanan dibagi menjadi lima kabupaten, termasuk kabupaten Sleman, dengan KRT Pringgodiningrat sebagai bupati pertama.
Ibu kota awal kabupaten Suleman berada di Desa Triharjo, namun fasilitasnya sangat terbatas. Pada masa revolusi kemerdekaan, pusat pemerintahan sempat dipindahkan sementara ke Ambarukmo untuk memudahkan pelayanan.
Â
Memindahkan Pusat Pemerintahan
Baru pada 1964, Bupati KRT Murdodiningrat memindahkan pusat pemerintahan secara permanen ke dusun Beran, Tridadi, kecamatan Sleman, yang menjadi lokasi pusat administrasi hingga sekarang.
Penyebutan Suleman mengalami beberapa kali perubahan. Pada 1957, berdasarkan UU nomor 1, Suleman berstatus sebagai daerah swatantra (otonom) dengan dua pemimpin, bupati dari Kementerian Dalam Negeri dan kepala daerah hasil pemilihan legislatif.
Sistem ini berubah setelah Penetapan Presiden Tahun 1959 dan 1960, di mana posisi bupati kembali menjadi satu. UU nomor 18 tahun 1965 mengatur pembentukan daerah tingkat II Sleman.
Kemudian, UU nomor 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah mempertegas status Sleman sebagai kabupaten. Akhirnya, UU nomor 22 tahun 1999 menetapkan nama resmi kabupaten Sleman, menggantikan penyebutan sebelumnya.
Dalam perjalanan sejarahnya, Sleman memiliki beberapa fakta menarik. Asal usul nama Sleman menurut beberapa sumber berasal dari kata Saliman atau Selaeman, yang terkait dengan kisah Kyai Salaeman. Ia adalah seorang tokoh masyarakat setempat.
Penulis: Ade Yofi Faidzun
Advertisement
