Jusuf Kalla Ajak Negara ASEAN Doakan Mendiang Raja Bhumibol

JK memimpin doa untuk Raja Thailand Bhumibol yang meninggal pada Kamis 13 Oktober 2016, di RS Siriraj, Bangkok.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Okt 2016, 11:43 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2016, 11:43 WIB
Raja Bhumibol Meninggal, Thailand Berduka
Seorang wanita menangis setelah diumumkan bahwa Raja Thailand Bhumibol Adulyadej telah meninggal di RS Siriraj, Bangkok, Thailand, Kamis (13/10). (REUTERS / Jorge Silva)

Liputan6.com, Makassar - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajak peserta pertemuan The 3rd Brunai, Indonesia, Malaysia, Philipines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) berdoa untuk mendiang Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej.

"Kita sama-sama negara ASEAN, mari berdoa atas meninggalnya Raja Thailand," kata JK sebelum mengawali sambutan pada acara yang digelar di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (14/10/2016).

JK memimpin doa untuk Raja Bhumibol yang meninggal pada Kamis 13 Oktober 2016 di Rumah Sakit Siriraj, Bangkok, dalam usia 88 tahun itu.

Seperti dikutip dari Antara, Jumat (14/10/2016), Raja Bhumibol Adulyadej atau Rama IX merupakan raja di dunia dengan masa takhta paling lama. Dia berasal dari Dinasti Chakri yang berkuasa sejak 1792 hingga kini.

Raja Bhumibol bertakhta menggantikan kakak kandungnya, Raja Ananda Mahidol (Rama VIII) pada 9 Juni 1946. Raja Ananda meninggal dunia di Istana Raja Thailand, di Bangkok. Satu-satunya raja atau ratu di dunia yang mampu menandingi masa pemerintahan Bhumibol adalah Ratu Elizabeth II yang naik takhta sejak 1956.

Sang Raja telah menunjuk putra mahkota, Maha Vajiralongkorn. Namun sosok pangeran tak populer di kalangan elite politik karena perilakunya yang flamboyan, bahkan kerap memicu skandal.

Meski demikian, sesaat setelah kabar wafatnya Raja Bhumibol disampaikan, Perdana Menteri Prayut Chan-ocha tampil memberikan kepastian.

Ia menyebut sang putra mahkota yang kini berusia 64 tahun sebagai pewaris takhta.

Raja Bhumibol Adulyadej dikenal dan dicintai rakyat Thailand. Dia sangat jarang ikut campur dalam urusan politik nasional, kecuali jika sudah menyentuh kepentingan rakyat. Menurut konstitusi Thailand, raja dan keluarga kerajaan berada pada posisi sangat dimuliakan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya