Liputan6.com, Jakarta Berkaitan dengan isu akan adanya demonstrasi besar-besaran pada 4 November 2016 dan Pilkada 2017, Polri bakal berpatroli di dunia maya atau siber.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, tujuan patroli tersebut untuk mengantisipasi demo anarkis dan menghindari tersebarnya informasi yang meresahkan masyarakat.
"Berkaitan dengan masalah, juga termasuk berbagai informasi yang berkaitan di media sosial. Ini perlu dilakukan langkah counter bersama," kata Boy, usai mengikuti rapat koordinasi di Mapolda Metro Jaya, Sabut malam 29 Oktober 2016.
Advertisement
"Dalam artian tentu ada arahan kita tidak bisa membiarkan, dengan arti kata akhirnya menjadi membuat tingkat keresahan di masyarakat," sambung dia.
Boy menjelaskan patroli siber tersebut bagian dari upaya antisipasi terjadinya hasutan atau informasi yang bernada provokasi.
"Bapak Kapolri tadi kita perlu melakukan langkah proaktif, langkah antisipatif, pertama tentu dengan peningkatan masalah pengamatan di dunia maya dengan cyber patrol," kata dia.
Jika nantinya ada ujaran kebencian atau informasi yang yang bernada provokasi, dan melampaui batas aturan, polisi siap menindaknya.
"Karena Mabes Polri ada tim Cyber dan Polda Metro Jaya juga ada tim Cyber. Mendapat tugas maksimal, upaya klarifikasi, termasuk penyelidikan jika memang terdapat hal yang sangat melampaui batas," kata dia.
"Dalam artian sudah sampai kepada ujaran kebencian yang melanggar hukum baik itu berkaitan dengan ITE, dan lain sebagainya termasuk KUHP ya. Ada konten yang mengarah ke pelanggaran UU ITE dan KUHP," tandas Boy.
Ribuan orang dari ormas Islam disebut-sebut akan demonstrasi atau unjuk rasa besar-besaran, di Istana Negara dan Balai Kota DKI Jakarta, serta sejumlah daerah pada 4 November 2016.
Demo tersebut terkait dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.