Liputan6.com, Jakarta Pihak bimbingan belajar angkat bicara soal beredarnya berita terkait praktik curang Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Sumatera Utara (USU) beberapa hari terakhir.
Direktur pusat bimbingan belajar Einstein Medical Rochmat Sukur menjelaskan, pihaknya tak pernah melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya negatif, termasuk menghalalkan praktik kecurangan UTBK bagi para murid.
Rochmat menyebut, dalam memberi pendidikan pihaknya selalu menggunakan metode-metode pembelajaran yang efektif esfisien dengan didampingi para pengajar yang telah tersertifikasi nasional, bahkan internasional.
"Tidak benar itu kita melakukan hal-hal yang di luar norma dan kaidah yang dapat menciderai pendidikan di negara ini. Selama ini, dengan tenaga pengajar yang profesional yang minimal standar juara olimpiade science nasional, kita selalu mengajarkan kepada para murid-murid yang ada untuk selalu jujur dan percaya akan kemampuan sendiri dalam menghadapi sebuah ujian," ujarnya saat dijumpai di kawasan Pluit, Jakarta Utara, Sabtu (13/5/2023)
Terkait adanya pengakuan dari tujuh peserta UTBK yang diduga melakukan praktik kecurangan, dirinya akan mengecek apakah benar mereka merupakan murid di bimbel Einstein Medical.
Rochmat menyebut pihaknya saat ini sudah membentuk tim khusus mengaudit dan menginvestigasi menyeluruh di semua lini terkait adanya tudingan memasang alat perekam.
"Nah kalau soal itu (peserta), saat ini saya sedang melakukan koordinasi dengan manajemen apakah benar itu siswa kita, selain itu saya juga bersama para jajaran direksi juga membentuk tim untuk melakukan audit dan investigasi ke semua lini terkait pemasangan alat perekam seperti yang dituduhkan oleh pihak USU selama ini," pungkasnya.
7 Peserta UTBK Melakukan Kecurangan
Diberitakan sebelumnya, pada hari ketiga pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer atau UTBK 2023 atau Rabu (10/5/2023), pihak Universitas Sumatera Utara (USU) menemukan tujug peserta berupaya melakukan kecurangan.
Sebanyak 7 peserta itu melaksanakan ujian di Fakultas Kedokteran sebanyak 4 orang, Fakultas Keperawatan 1 orang, FISIP 1 orang, dan Fakultas Psikologi 1 orang. Pihak USU sudah melaporkan temuan kecurangan peserta ujian ke polisi.
Wakil Rektor I USU, Edy Ikhsan, didampingi Kepala Humas, Promosi dan Protokoler USU, Amalia Meutia, menjelaskan, temuan tindak kecurangan tersebut pertama kali ditemukan oleh pengawas ruangan yang mencurigai tindak tanduk peserta yang mencurigakan.
Kemudian, pihak pengawas melakukan prosedur pemeriksaan menggunakan metal detector dan hasilnya ditemukan beberapa alat rekam yang dipasang di badan mereka.
"Kita apresiasi pengawas ruangan yang sigap melakukan pemeriksaan, sehingga upaya kecurangan bisa digagalkan. Ke depan, pihak USU akan memperketat prosedur pengawasan," kata Edy.
Advertisement
Saksikan Video Pilihan Ini:
Serahkan kepada Prosedur Hukum
Edy Ikhsan menyebut, terkait penanganan dan proses hukum kepada 7 peserta yang melakukan kecurangan, pihak USU menyerahkannya kepada prosedur hukum yang berlaku.
USU sendiri berharap kepada pihak kepolisian bisa membongkar kasus ini, karena ada juga dugaan sindikat bimbingan belajar yang bermain.
"Kita lihat pola-pola yang dilakukan, sepertinya berjaringan. Alat yang mereka gunakan, pakaian yang digunakan, serta keterangan dari beberapa pelaku yang seragam, mengarah kepada hal itu. Tapi, itu ranahnya pihak berwajib," sebutnya.
Edy Ikhsan yang juga Ketua Panitia Pelaksanaan UTBK 2023 di USU menjelaskan, kasus ini juga sudah dilaporkan ke panitia pusat Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan (BP3) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menanggungjawabi pelaksanaan UTBK secara nasional.
"Pengawas yang bertugas di UTBK USU sudah dibekali dengan pemahaman dan pengenalan alat-alat yang biasa digunakan dalam tindak kecurangan UTBK," ungkapnya.
Advertisement
Lanjutkan Membaca ↓