3 Perubahan Ini Dilakukan STIP Pasca Meninggalnya Taruna Amir

Wahyu mengatakan, wajah STIP akan berbeda dan berwarna.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 21 Jan 2017, 01:18 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2017, 01:18 WIB
Taruna STIP
Taruna STIP

Liputan6.com, Jakarta - Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) akan melakukan tiga perubahan pascameninggalnya taruna tingkat 1 Amirullah Adityas Putra (18) atau Amir. Hal ini disampaikan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Kementerian Perhubungan Wahyu Satrio Utomo.

"Pertama perbaikan iklim yang kondusif, menciptakan kembali iklim yang kondusif," ungkap Wahyu di STIP Marunda, Jakarta Utara, Jumat (20/1/2017).

Yang kedua, lanjutnya, menata kembali kegiatan ekstrakulikuler yang lebih mengarah kepada membangun kebersamaan, kekeluargaan, dan saling sayang menyayangi. Contoh kegiatannya adalah olah raga bersama.

"Itu olahraga bersama, karate bersama di lapangan bersama, yoga bersama, jadi kita biasakan mereka bersama. Jadi enggak ada lagi gap yang terlalu dalam antara kakak kelas dan adik kelas," papar dia.

Wahyu mengatakan, STIP akan menghilangkan panggilan senior dan junior. Kakak kelas pun tidak boleh lagi menangani atau mengayomi adik kelasnya.

"Kakak kelas itu enggak boleh mengasuh, mengarahkan enggak boleh. Dia juga sesama taruna jadi tugasnya belajar di sini, bukan mengasuh adiknya. Tugasnya belajar ya belajar dia, mengasuh ya pengasuh," kata dia.

Dan yang ketiga, adalah mengganti kurikulum dengan memperbanyak praktik dibanding teori. Hal ini sebelumnya tidak pernah dilakukan.

"Sebelumnya enggak seperti itu. Sebelumnya macam-macam, sekarang harus seperti itu, 70 persen harus praktik, 30 persen teorinya dengan kurikulum yang baru itu," ucap Wahyu.

Menurut Wahyu, dalam STIP ada yang disebut dengan Pembelajaran, Pelatihan, dan Pengasuhan (Jarlatsuh). Dan ketiganya memiliki isi yang berbeda-beda.

"Kalau pembelajaran dia dosen, instruktur, dan lain-lain. Pelatihan itu termasuk lab dan segala mcm, ekskul kan pelatih profesional. Pengasuhan saya minta marinir (TNI AL) yang mengawasi," tutur dia.

Tak hanya itu, Wahyu juga menyebut ingin melakukan perbaikan fasilitas klinik yang ada di STIP. "Memang kita harus lakukan perbaikan dengan 1.300 taruna, ini harus dokter yang betul-betul cukup untuk menangani, dan harus ada 24 jam disini," ujar dia.

"Dan fasilitas klinik umum kita perbaiki supaya nanti ada ruang rawat inapnya. Taruna ada yang sakit malam-malam itu ada, kita perbaiki lah," sambung Wahyu.

Wahyu mengatakan, wajah STIP akan berbeda dan berwarna. Yang tentunya hal ini akan jauh berbeda dari sebelumnya.

"Nanti lihat wajah sekolah ini akan warna-warni nanti. Jadi membangun suasana yamg humanis nanti," jelas Wahyu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya