Ada 350 Spesies Baru di Pulau Pejantan Riau? Ini Temuan Kemen LHK

Hasil riset Institute of Critical Zoologists (ICZ) Jepang menemukan 350 spesies baru di Pulau Pejantan, Riau. Benarkah?

oleh Achmad Sudarno diperbarui 09 Mar 2017, 10:02 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2017, 10:02 WIB
Pulau Pejantan
Pulau Pejantan

Liputan6.com, Bogor - Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) meragukan hasil riset Institute of Critical Zoologists (ICZ) Jepang yang menemukan 350 spesies baru di Pulau Pejantan, Kecamatan Tambelan, Kepulauan Riau. Dari hasil eksplorasi awal di pulau tersebut, tim peneliti Kemen LHK tidak menemukan sebanyak 350 species seperti disebutkan ICZ yang dimuat di web www.criticalzooloist.org.

"Memang di Pulau Pejantan ditemukan spesies baru, tapi tidak banyak," ujar Kepala Badan Litbang dan Inovasi Henry Bastaman di Bogor, Kamis (9/3/2017).

Penelitian yang dilakukan Kemen LHK pertengahan Januari 2017, tim hanya menemukan 93 spesies. "53 spesies sudah teridentifikasi dan 40 spesies belum teridentifikasi," ujar dia.

Tak hanya itu, temuan black geyser atau mata air panas hitam yang ditulis oleh ICZ, juga diragukan. Selama tim berada di sana, mereka tidak menemukan adanya black geyser.

"Peneliti kami berani mengatakan seperti itu karena memang tidak ada dan kayaknya nggak mungkin ada (black geyser) di situ," ucap Henry.

Meskipun demikian, pihaknya tidak ingin menyebut bahwa penelitian yang dilakukan ICZ selama 4 tahun di Pulau Pejantan ini tidak tepat. Namun secara scientific, hasilnya diragukan karena tidak valid.

"Tapi kami melihat pulau itu sangat unik dan harus, dipertahankan karena memiliki potensi besar untuk pariwisata dan pusat keragaman hayati," terang Henry.

Untuk meyakinkan hasil tersebut, pihaknya masih perlu melakukan penelitian dan kajian lebih dalam lagi terkait jumlah tersebut di pulau yang memiliki luas 927,34 hektare ini.

"Mereka lakukan penelitian selama 4 tahun, kami hanya 1 bulan. Karena itu kami punya tanggung jawab, jadi kami kirimkan tim ke sana (Pejantan) untuk penelitian lanjutan," terang Henry.

Salah satu Peneliti Konservasi Sumberdaya Hutan, Hendra Gunawan mengatakan, selama melakukan penelitian di Pulau Pejantan, dia menemukan spesies baru. Di antaranya tupai yang memiliki bulu tiga warna, biawak dengan corak berbeda, pepohonan di atas batu granit, dan aliran air di bawah batu granit.

"Di sana memang banyak fenomena yang jarang kami jumpai di tempat lain," kata dia.

Akan tetapi, merujuk informasi yang dia baca di situs ICJ Jepang telah ditemukan 350 spesies baru di Pulau Pejantan, ia mengaku tidak mempercayainya. Terlebih di situs tersebut tidak disebutkan secara detail jenis spesiesnya.

"Mustahil dengan luasan pulau 900 hektare lebih ditemukan 350 spesies (baru)," Henry memungkas.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya