Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana tugas atau Plt Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengurus bila ada lagi jenazah yang ditolak disalatkan pengurus masjid lantaran memilih salah satu calon gubernur dalam Pilkada DKI 2017 putaran pertama yang lalu, seperti pada kasus Nenek Hindun.
Plt Gubernur DKI Jakarta yang akrab disapa Soni itu menyebut, Pemprov akan mengirimkan ambulans untuk menjemput jenazah yang ditelantarkan.
"Kalau kita mengatakan diri kita seorang muslim, saya kira tahu fardu kifayah. Enggak ada yang dimakamkan tanpa disalatkan. Kalau memang masjid di depannya menolak karena kepentingan tertentu, kita akan kirimkan ambulans untuk kirimkan mayat itu ke masjid yang menerima," ujar Soni di Balai Kota Jakarta, Senin (13/3/2017).
Advertisement
Selain itu, mengenai spanduk larangan menyalatkan jenazah pembela penista agama, Soni menegaskan akan terus menertibkan spanduk provokatif tersebut.
"(Spanduk provokatif) langsung copot, enggak usah nunggu ada kasus Bu Hindun atau tidak, saya kira itu tugas dan kewenangan Satpol PP," kata Soni.
Meski demikian, lanjut Plt Gubernur DKI Jakarta Soni, pihaknya tetap melakukan pendekatan langsung kepada warga. Pasalnya, berdasarkan pengalaman, Soni menyebut ada wilayah sekitar spanduk itu berdiri justru tidak sependapat dengan pernyataan di spanduk tersebut.
"Sebelum dilakukan penurunan secara keras, sebaiknya dilakukan pendekatan persuasif karena agama itu sensitif, belum tentu spanduk itu dipasang oleh masyarakat setempat. Setelah saya ke lapangan ternyata mereka (warga) sependapat (spanduk dicopot)," tandas Soni.
Sebelumnya, jenazah Nenek Hindun ditolak disalatkan pihak musala dekat rumahnya. Alasannya, tidak ada orang yang menyalatkan. Padahal, keluarga Nenek Hindun banyak yang datang untuk menyalatkan.
Nenek Hindun memang mencoblos pasangan Ahok-Djarot dalam Pilkada DKI 2017 putaran pertama. Ketika itu, Nenek Hindun tak kuat menuju Tempat Pemungutan Suara (TPS), sehingga panitia datang ke rumahnya. Nenek Hindun diketahui mencoblos Ahok - Djarot, tidak hanya oleh panitia KPPS, tetapi menyebar ke seluruh warga. Inilah awal Nenek Hindun disebut-sebut sebagai pembela penista agama.