Liputan6.com, Jakarta - Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) mulai diberlakukan di sejumlah sekolah di Indonesia. Karena ujian semacam ini dianggap baru, ada beberapa sekolah menerapkan ujian secara bergantian.
Irjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Daryanto mengakui adanya situasi itu. Penyebabnya, di beberapa sekolah infrastrukturnya belum mencukupi dengan jumlah peserta yang mengikuti UNBK.
Baca Juga
"Ini perlu disampaikan juga, ada dua atau tiga shift ya di beberapa sekolah," kata Daryanto di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Senin (3/4/2017).
Advertisement
Meski dibagi beberapa shift, dia memastikan soal ujian yang diberikan kepada peserta berbeda satu sama lain. Oleh karenanya ia yakin tidak ada kebocoran kunci jawaban dalam pelaksanaan UNBK.
"Bukan berarti anak yang mengikuti ujian di shift dua itu mendapatkan contekan dari anak yang shift pertama. Dan juga kami pastikan sudah melakukan sosialisasi sebelumnya," ucap Daryanto.
Seluruh siswa SMK/MA telah menjalani Ujian Nasional (UN) tahun ajaran 2016/2017. Dari 1.327.246 siswa SMK/MA peserta ujian, sekitar 88,6 persen atau 1.176.391 siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dan 150.855 siswa mengikuti ujian berbasis tertulis.
Dia mengatakan, sampai dengan hari ini baru enam provinsi yang 100 persen menggelar UNBK.
"100 persen itu di Provinsi Bangka Belitung, Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan," kata Daryanto.