JK: Jika Patokannya Target, Banyak Menteri Kena Reshuffle

JK menyebut nama-nama menteri yang bisa saja kena reshuffle kabinet lantaran kinerjanya yang tak maksimal.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 25 Apr 2017, 18:03 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2017, 18:03 WIB
20170315-Wapres-JK-Beberkan-Hasil-Rapat-HEL
Wakil Presiden Jusuf Kalla menjawab pertanyaan pewarta usai melakukan rapat di Kemenpora, Jakarta, Rabu (15/3). Rapat membahas persiapan Asian Games 2018. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengungkapkan ada sejumlah menteri yang tidak memenuhi target dalam kinerjanya. Ini lantaran terbentur dengan kondisi Indonesia. 

"Target itu harus dicapai, iya. Tapi dalam keadaan hari ini, target itu sulit tercapai. Tidak banyak menteri hari ini bisa mencapai target," ucap Kalla di kantornya, Jakarta, Selasa (25/4/2017).

Dia juga menyebut nama-nama menteri yang bisa saja dicopot lantaran kinerjanya yang tak sesuai. Sebut saja Menteri Keuangan Sri Mulyani, kemudian Menteri PU Basuki Hadimuljono, dan menteri yang berkaitan dengan ekspor-impor, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

"Menteri Keuangan, pajaknya pasti tidak bisa dicapai. Ataupun PU karena anggaran target bikin jalan, sulit juga. Ekspor juga tidak jalan, sulit dicapai," jelas JK.

Karena itu, dia menuturkan jika patokannya adalah target, akan banyak menteri yang diganti. Meski demikian, harus ada alasan kuat mengganti hal itu.

"Kalau terkecuali ada alasan yang kuat. Tapi kalau hanya target, nanti banyak sekali menteri yang banyak diganti kalau berdasarkan target," kata JK.

Meski demikian, menurut dia, ini hanya masukan darinya. Pasalnya yang mempunyai hak prerogatif adalah Presiden dan Wapres. Jusuf Kalla yakin, Presiden Jokowi mengetahui akan kondisi hari ini.

"Presiden tentu berpikir sesuai kondisi yang ada. Tapi itu hak prerogatif Presiden. Wapres tidak punya hak," jelas Kalla.

Saat ditanya, apakah sudah ada komunikasi dengan Presiden Jokowi soal ini? Dia hanya mengatakan "Belum, belum (ada komunikasi)."

Sebelumnya, dalam pidato di Kongres Ekonomi Umat yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengancam akan mencopot menteri yang tidak bisa mencapai target kinerja. Karena hal itu tidak sesuai dengan budaya yang ia canangkan.

"Saya bekerja memang pakai target. Menteri bilang target terlalu besar, saya bilang itu urusan menteri," kata Jokowi, Sabtu 22 April 2017.

Jokowi menegaskan, target yang telah ditetapkan harus tercapai. Jika tidak, ia akan mengganti, menggeser, bahkan mencopot menterinya.

"Target harus diselesaikan. Kalau tidak selesai, urusannya lain. Bisa diganti bisa digeser, bisa dicopot dan lainya," tutur Jokowi.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya