Liputan6.com, Jakarta - Warga korban penertiban bangunan di bantaran Sungai Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta Selatan mengeluhkan jauhnya jarak antara Rumah Susun (Rusun) dengan sekolah anak-anak mereka.
Siti Aisyah (38) salah satu korban penertiban mengatakan, jarak tempat sekolah sang anak dengan Rusun Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur yang kini ditempatinya sangat jauh. Dengan jauhnya jarak sekolah-rusun membuat sang anak tidak memiliki waktu untuk bermain.
"Kasihan anak saya, sekolahnya jauh. Kan sekolahnya masih di sini (daerah Sungai Ciliwung). Habis waktunya buat di jalan saja, pulang dia sudah capek jadi tidak ada waktu buat main, itu tidak ada," kata Aisyah di lokasi penertiban Sungai Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta Selatan, Selasa (11/7/2017).
Advertisement
Diana (32) korban penertiban lainnya juga mengeluhkan jauhnya jarak sekolah sang anak dengan rusun tempat dia tempati sekarang. Dia menuturkan, waktu sang anak untuk mengerjalan Pekerjaan Rumah (PR) kini semakin berkurang.
"Sekarang dia belajarnya jadi sedikit. Dulu kan jarak sekolah sama rumah kan dekat. Sekarang jauh," ujar dia.
Normalisasi Sungai Ciliwung merupakan program dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BWSCC).
Ada 355 bidang yang terkena normalisasi antara lain, RT 01, RT 02, RT 03, dan RT 04 RW 12 Kelurahan Bukit Duri. Nantinya, warga yang terkena imbas dari normalisasi ini akan direlokasi ke 4 rusun di daerah Jakarta Timur.
"Kita sudah siapkan 4 rusun untuk relokasi di daerah Jakarta Timur yaitu Rusun Rawa Bebek sebanyak 215 bidang, Rusun Pulo Gebang sebanyak 20 bidang, Rusun Komarudin sebanyak 11 bidang, dan Rusun Bekasi KM 2 sebanyak 85 bidang," papar Tri.
Saksikan video di bawah ini: