Liputan6.com, Mojokerto Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan merasa keberatan bahwa umat Islam dibilang radikal ketika menjalankan perintah agamanya.
"Jadi tidak benar anggapan bahwa dalam menjalankan ajaran agama dengan sungguh-sungguh disebut radikal. Apalagi hanya dikaitkan dengan Pilkada. Warga negara yang menjalankan ajaran agamanya adalah Pancasilais bukan radikal," imbuh Zulkifli Hasan saat memberikan sambutan dalam acara Silaturahmi Nasional ke 7 dan Tabligh Akbar Keluarga Besar Ponpes Islamic Center eLKISI, Mojokerto, Jawa Timur, Minggu, (23/7/2017).
Baca Juga
Ia menegaskan bahwa dalam merebut kemerdekan Indonesia ada peran penting umat Islam termasuk para ulama. Saat itu, mereka sebagai rakyat Indonesia berjuang dengan gigih bahkan mengorbankan harta dan jiwa.
Advertisement
“Perjuangan tersebut adalah implementasi ajaran agama melawan tirani penjajah. Maka dari itu, sejarah ini harus dipahami betul oleh semua anak bangsa terutama para generasi muda,” ujar Zulkifli Hasan.
Ia menegaskan, sejarah bangsa harus dipahami betul oleh semua anak bangsa terutama para generasi muda. Maka dari itu, Ketua MPR tersebut memberikan semangat bagi para santri pondok Pesantren Islamic Center eLKISI untuk terus berkarya dan pantang menyerah.
" Jangan sampai ada santri dan santriwati agar tidak minder dalam menjalani kehidupan serta tidak pantang menyerah,” ujar Zulkifli Hasan.
Mengenai pesantren, lanjut dia, selain membina dari sisi agama dan ilmu pengetahuan serta teknologi juga membentuk jiwa dan karakter anak didik menjadi lebih kuat dan tahan banting.
“Kalian para santri memiliki hak dan berpotensi untuk maju berkembang bahkan menjadi pemimpin jika disertai doa dan upaya yang keras serta sungguh - sungguh,” tutur Ketua MPR.
Tak hanya itu, Zulkifli Hasan juga memberikan nasihat dalam memilih pemimpin kepada para santri. Ia mengatakan sekarang rakyat Indonesia harus 'melek' dalam segala hal terutama soal demokrasi.
“Jadi, dalam demokrasi, memilih pemimpin dan partai politik tidak lagi mempersoalkan tentang SARA apalagi menciptakan stigma Pancasilais jika memilih si A dan tidak Pancasilais jika memilih si B,” kata Zulkifli Hasan.
Sementara itu, pengasuh Ponpes Ma'had eLKiSI Mojokerto H. Fathur Rohman memberikan penghargaan dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Ketua MPR RI Zulkifli Hasan atas perhatiannya kepada para santri pondok pesantren di daerah.
"Saya tahu betul seputar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang sedang digencarkan MPR RI. Saya melihat MPR RI berupaya untuk mengajak seluruh elemen bangsa untuk kembali memahami. nilai-nilai luhur bangsa serta tidak membicarakan lagi soal perbedaan apalagi menyangkut SARA," kata Fathur Rohman.
Kedatangan Ketua MPR, Zulkifli Hasan kali ini adalah kegiatan safari rutin dalam rangka menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan memaparkan pentingnya penerapan 4 Pilar Kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat.
4 Pilar Kebangsaan tersebut terdiri dari Pancasila, UUD NRI 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhineka Tunggal Ika.
(*)