Kelangkaan Garam di Pasar Tradisional Tangerang

Kurangnya pasokan garam membuat pedagang di Pasar Tradisional Ciung menjual garam kasar berkualitas rendah.

oleh INDOSIAR diperbarui 26 Jul 2017, 18:48 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2017, 18:48 WIB
Mereka yang Rasakan Pahitnya Harga Garam
Petani garam Madura. (Liputan6.com/Mohamad Fahrul)

Fokus Indosiar, Tangerang - Sejumlah pedagang bumbu nekat menjual garam kasar berkualitas rendah dengan harga Rp 2.000/bungkus, lantaran minimnya pasokan membuat ketersediaan garam di Pasar Tradisional Ciung, Tigaraksa, Tangerang mengalami kelangkaan.
 
Seperti ditayangkan Fokus Sore Indosiar, Rabu (26/7/2017), meski kualitas rendah bukan berarti harganya murah. Garam kasar tersebut juga naik dari Rp 1.500 menjadi Rp 2.000bungkus.
 
Akhirnya para pedagang mengaku nekat menjual garam berkualitas rendah tersebut lantaran bingung dengan banyaknya permintaan dari pedagang bumbu dan tahu.
 
Selain langka, harga yang melambung hingga tiga kali lipat membuat sejumlah konsumen pun ikut kebingungan dan merasa keberatan dengan kenaikan harga garam. Pasalnya harga garam halus berkualitas bagus yang sebelumnya harganya Rp 1.000bungkus, kini melonjak menjadi Rp 5.000/bungkus.
 
Sementara di Sleman, Jawa Tengah, perajin telur asin mengeluhkan sulitnya berproduksi. Jika sebelumnya mereka bisa memproduksi tak kurang dari 2.000 butirminggu, saat ini paling banyak hanya mencapai 1.000 butir/minggu.
 
Akibat melonjaknya harga garam dari sebelumnya sekitar Rp 1.500 kotak, kini menjadi lebih dari Rp 7.000 kotak. Para perajin mengeluhkan sulitnya berproduksi akibat melonjaknya ongkos produksi.
 
Mereka bisa memproduksi tak kurang dari 2.000 butirminggu atau dua kali lipatnya. Mereka terpaksa mengurangi jumlah produksi untuk mengurangi jumlah kerugian yang diderita akibat kenaikan ongkos produksi tersebut. Meski ongkos produksi naik, mereka mengaku tidak mungkin menaikkan harga jual telur asinnya karena khawatir justru akan semakin ditinggalkan konsumennya.
 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya