Liputan6.com, Bekasi - Makam M Alzahra (30), pria yang tewas dibakar hidup-hidup, belum saja kering. Tumpukan tanah merah pun masih terlihat segar di antar sempitnya sudut TPU Kedondong, BTN Buni Asih Kongsi, Cikarang Utara.
Suasana itu, rupanya tak jauh berbeda dengan isi hati Siti Jubaida (25), istri M Alzahra. Perempuan yang tengah mengandung anak kedua ini juga masih terlihat sayu. Dia lebih memilih diam dan mematung.
Namun ironisnya, situasi itu dimanfaatkan sejumlah pelaku kejahatan. Sejumlah orang tega mengatasnamakan Siti Jubaida dan meminta dana belasungkawa atas kepergian Alzahra.
Advertisement
"Saya enggak pernah meminta uang sepeser pun. Lebih baik ngutang, lebih baik enggak makan, dari pada saya nipu begitu," ujar Siti Jubaida, Jumat (4/8/2017).
Siti menjelaskan, jika dirinya tak memiliki satupun akun media sosial. Bahkan, penganiayaan dan pembakaran suaminya membuat dia tak bisa banyak berfikir.
"Saya tau itu dari tetangga-tetangga. Mereka kasih lihat ada pesan di Facebook yang meminta mengirim uang ke nomor rekening. Boro-boro Facebook, WA saja saya enggak punya beli internetnya," tandas dia.
Dia juga memohon agar oknum yang mengatasnamakan dirinya untuk tidak melakukan hal tersebut. Termasuk, untuk tidak lagi memajang foto suaminya, yang tewas dengan cara tragis. Tergeletak bersimbah darah dan terbakar api
"Saya enggak kuat kalau Alif (4 tahun, putra pertama Siti) yang lihat. Saya aja enggak kuat, gimana dia," ujar dia.
Sebelumnya, marak beredar sebuah postingan pesan di salah satu media sosial, yang meminta kepada masyarakat untuk dapat mentransfer sejumlah dana ke rekening istri korban. Uang itu disebut pelaku sebagai dana tahlilan.
Alzahra alias Joya yang tewas dianiaya dan dibakar setelah dituduh pelaku pencurian amplifier di Kampung Cabang Empat, RT 02/01, Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Selasa 1 Agustus lalu.