Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mendorong investigasi kasus pembakaran M Alzahra atau Joya yang dituduh mencuri amplifier Musala Al Hidayah, Kampung Cabang Empat, Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.
"Pertama ini harus investigasi. Yang kedua, pembakaran seperti ini menunjukkan adanya sadisme di tengah masyarakat, main hakim sendiri, dan tidak percaya pada hukum. Ini bahaya sekali," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/8/2017).
Fahri menilai, pembakaran hidup-hidup seseorang ada dua kemungkinan. Yang pertama, pelaku merupakan orang sakit jiwa atau gila. Kedua, ada kehidupan sosial yang buruk karena persoalan ekonomi.
Advertisement
"Kita semua harus waspada apa yang terjadi. Kok orang bisa jadi sadis seperti itu," ucap dia.
Menurut Fahri, yang saat ini harus dilakukan adalah memikirkan nasib keluarga korban. Negara harus hadir dan bertanggung jawab untuk menyantuni keluarga korban.
"Dan juga rehabilitasi terhadap mental anak dan keluarganya, sebab orang mendengar ayahnya diperlakukan seperti ini kan bisa menciptakan dendam yang berturut-turut," ujar dia.
Karena itu, Fahri melanjutkan, harus ada sosiologi pendekatan dan penanganan yang intensif, supaya ada kesembuhan bagi keluarga korban dan dibantu secara materiel.
Selain itu, Fahri mendorong para penegak hukum agar para pelaku diadili dan dihukum seadil-adilnya.
"Kalau aksi main sendiri itu ya harus diadili, langsung saja karena itu kan melawan hukum," Fahri menandaskan.
Joya meninggal dunia setelah warga menghakiminya secara brutal. Mereka menganiaya dan membakar pria berusia 30 tahun itu hingga tewas. Aksi ini dipicu lantaran Joya dituding mencuri amplifier Musala Al-Hidayah.
Atas kejadian ini, polisi telah menetapkan dua orang sebagai tersangka. Mereka berperan sebagai pengeroyok Joya. Polisi juga masih memburu pembakar Joya.
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Â