Serangan Bom Mobil Tewaskan Jenderal Rusia, Kremlin Sebut Ukraina Bertanggung Jawab

Ini merupakan serangan kedua terhadap perwira tinggi militer Rusia dalam empat bulan terakhir, di mana Rusia menyalahkan Ukraina.

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 26 Apr 2025, 10:01 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2025, 10:01 WIB
Petugas amankan TKP bom mobil yang menewaskan Wakil Kepala Departemen Operasional Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Letnan Jenderal Yaroslav Moskalik di Balashikha, dekat Moskow, Jumat (25/4/2025).
Petugas amankan TKP bom mobil yang menewaskan Wakil Kepala Departemen Operasional Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Letnan Jenderal Yaroslav Moskalik di Balashikha, dekat Moskow, Jumat (25/4/2025). (Dok. AP Photo)... Selengkapnya

Liputan6.com, Moskow - Seorang jenderal Rusia tewas dalam serangan bom mobil pada Jumat (25/4/2025). Hal ini diungkapkan lembaga penyelidik kriminal utama Rusia.

Komite Investigasi menyatakan bahwa Wakil Kepala Departemen Operasional Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Letnan Jenderal Yaroslav Moskalk tewas akibat alat peledak yang dipasang di mobilnya di Balashikha, kawasan pinggiran ibu kota Moskow.

Juru bicara komite Svetlana Petrenko mengatakan bahwa bom yang digunakan telah dirakit dengan pecahan-pecahan logam tajam (shrapnel) di dalamnya — tujuannya untuk menimbulkan luka lebih parah saat meledak. Dia juga menyatakan bahwa para penyelidik sedang melakukan investigasi di lokasi kejadian.

Meski komite belum menyebutkan tersangka, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova langsung menuding keterlibatan dinas khusus Ukraina.

"Ada alasan untuk meyakini bahwa dinas rahasia Ukraina terlibat dalam pembunuhan ini," ujarnya seperti dilansir AP, tanpa menyertakan bukti.

Pihak berwenang Ukraina menolak berkomentar mengenai serangan ini.

Zakharova menambahkan, "Jika penyelidikan mengonfirmasi keterkaitan Ukraina, ini akan memperlihatkan kembali sifat barbar dan khianat rezim Ukraina yang mengeskalasi konfrontasi militer dengan Rusia dan mengabaikan proposal damai."

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mendukung pernyataan itu, menyebut Ukraina "terus melakukan aktivitas teroris di wilayah kami" dalam wawancara dengan televisi negara Rusia. Namun, dia pun tidak menyertakan bukti konkret.

Serangan ini terjadi setelah kematian Letnan Jenderal Igor Kirillov pada 17 Desember 2024, ketika bom tersembunyi di skuter listrik di luar apartemennya meledak saat dia berangkat kerja. Pihak Rusia juga menuduh Ukraina dan badan keamanan Ukraina mengakui mendalanginya.

Kirillov adalah kepala Pasukan Perlindungan Radiasi, Biologis, dan Kimia (NBC) milik Rusia — yaitu pasukan khusus yang bertugas melindungi militer Rusia dari serangan senjata nuklir, kimia, atau biologis, dan memastikan militer bisa tetap beroperasi di lingkungan yang terkontaminasi oleh zat-zat berbahaya tersebut. Asisten Kirillov turut tewas dalam serangan itu.

Pembunuhan Jenderal Moskalk terjadi bersamaan dengan kunjungan utusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Steve Witkoff, ke Moskow untuk bertemu Presiden Vladimir Putin guna membahas rencana perdamaian Ukraina yang difasilitasi AS. Pertemuan ini merupakan yang keempat sejak Februari.

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya