BNPT Rekrut Ratusan Anak Muda, Untuk Apa?

Pola penyebaran ide radikal di masyarakat mengalami perubahan. BNPT menggunakan strategi yang melibatkan anak muda untuk mengantisipasinya.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 22 Agu 2017, 15:42 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2017, 15:42 WIB
Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius memberikan keterangan kepada wartawan soal pola penyebaran paham radikal pada kalangan muda usia. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius memberikan keterangan kepada wartawan soal pola penyebaran paham radikal pada kalangan muda usia. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius mengatakan, lembaganya tengah gencar merekrut anak muda. Mereka akan menjadi duta damai dalam menghalau kampanye radikalisme di internet.

"Duta damai sudah kita gelar di delapan kota. Nanti dibuat di seluruh Indonesia. Kita ambil blogger dan netizen yang punya follower banyak. Kita didik mereka. Per kota bisa sampai 60 orang, dari sekian ratus, kita padatkan," kata Suhardi di Purwokerto, Selasa (22/8/2017).

Langkah ini merupakan salah satu strategi BNPT menghalau radikalisme. BNPT mensinyalir terjadi pergeseran pola infiltrasi paham radikal ke masyarakat.

Kelompok Radikal makin masif menggunakan media internet, terutama lewat blog dan media sosial untuk menebar pengaruh. Menurut Suhardi, kelompok radikal banyak menyasar kalangan muda yang dalam pencarian jati diri dan labil.

Itu sebabnya pula, golongan berpaham radikal menggunakan dunia maya untuk mempengaruhi anak muda.

"Seluruh Indonesia akan kita buat seperti itu. Kenapa, yang akan menjadi sasaran brain wash itu anak muda. Justru mereka lah yang akan dikedepankan untuk bisa berkomunikasi dengan bahasa-bahasa mereka," katanya.

Dia yakin, kalangan muda bisa diandalkan BNPT di dunia maya karena punya karakter serupa. Dia berharap, dengan pesan damai yang dibungkus dengan bahasa anak muda, radikalisme di dunia maya bisa dilawan.

 

Saksikan Video Menarik Di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya