BMKG: Hujan Satu Rumah di Tebet Tak Bisa Dijelaskan secara Ilmiah

Baru-baru ini sebuah rumah di Tebet, Jakarta Selatan, diguyur hujan misterius.

oleh Rezki Apriliya Iskandar diperbarui 29 Agu 2017, 16:54 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2017, 16:54 WIB
Muzakkir, pemilik rumah yang diguyur hujan misterius di Tebet, Jakarta Selatan
Muzakkir, pemilik rumah yang diguyur hujan misterius di Tebet, Jakarta Selatan (Liputan6.com/ Rezki Apriliya Iskandar)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini sebuah rumah di Tebet, Jakarta Selatan, diguyur hujan misterius. Hujan hanya terjadi di rumah tersebut dan berdurasi enam jam.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Indonesia (BMKG) menyebut hal tersebut sebagai fenomena yang langka. BMKG tidak bisa menjelaskan secara ilmiah kejadian tersebut.

"Dari ranah keilmuan meteorologi, kemungkinan itu agak sulit diterima. Bener-bener di luar teori atau dari keilmuan meteorologi kalau hujan hanya satu rumah dan durasi lama," ujar Kasubid Analisa Informasi Iklim BMKG, Adi Ripaldi, saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Selasa (29/8/2017).

Dia juga mengungkap, ketika itu, BMKG tidak terdeteksi adanya awan di langit Jakarta yang bisa menyebabkan hujan, khususnya di kawasan rumah tersebut.

"Kalau dari BMKG, pertama kita lihat dari alat yang pakai radar gitu. Memang tidak terdeteksi ada awan di seputaran Jakarta waktu malam itu. Itu awal datangnya hujan dari mana, dari alat kita juga enggak terpantau ada awan di atas Jakarta," kata Adi.

Kalau pun memang ada hujan lokal, ucap dia, secara logika dan keilmuan tidak hanya terjadi di satu rumah dan durasinya pun tidak terlalu lama sampai enam jam, seperti yang terjadi di rumah kawasan Tebet tersebut.

"Kalau ada hujan yang khusus untuk satu rumah itu, secara teoritis memang agak susah diterima. Kalaupun ada hujan-hujan yang kecil di daerah yang sempit, namanya rain shadow atau bayangan hujan tapi kalaupun ada bayangan hujan artinya ada hempasan hujan," tutur Adi.

Namun, jika pun ada hempasan hujan, seharusnya ada hujan di wilayah sekitar. Misalkan, sambung dia, di Bogor. Jakarta bisa terkena hempasannya.

"Tapi hempasan itu enggak bisa terjadi lama. Paling satu dua jam. Kalau yang di berita itu hujannya lama kan tuh, enam jam. Makanya dari segi teori keilmuan dan teknologi, agak sulit dibuktikan dari mana asalnya," kata Adi.

Terlebih, Indonesia sedang berada dalam puncak musim kemarau. Kalaupun ada hujan, tidak akan terjadi seperti di Tebet.

"Apalagi Agustus-September ini lagi puncak-puncaknya musim kemarau di Jakarta atau Jawa ya. Jadi kalaupun ada hujan ya hujan singkat paling sekitar 5-10 menit. Memang deras dan sempit waktunya," ucap Adi.

Tak Mungkin Hanya 1 Rumah

Adi juga heran lantaran posisi hujan yang hanya mengenai satu rumah saja. Adi menilai, seharusnya rumah-rumah di sekitar rumah tersebut juga terkena hempasan hujan.

"Kalau memang hujan itu dari awan pasti hempasan. Namanya dari awan, pasti kedorong angin, nyiprat ke tetanggalah ke mana, enggak mungkin hanya satu rumah," jelas Adi.

Karena merupakan fenomena yang langka, diakui Adi, hujan misterius di Tebet itu baru pertama kali terjadi dan diketahui oleh BMKG.

"Selama pantauan kami, hujan yang hanya guyur satu rumah ini memang baru-baru ini kita denger ya. Kalau ada hujan di satu kampung terus di kampung lain enggak ada, itu bisa secara lokal. Tapi kan enggak cuma satu rumah. Minimal satu kampung (kawasan) yang hujan itu masih bisa," kata Adi.

"Kalau yang khusus satu rumah terus tetangga kanan-kiri enggak ada dalam durasi yang lama, agak sulit karena dari segi teori awan itu bergerak hujan itu dipengaruhi faktor angin juga pasti akan bergeser," lanjut dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya