Menhan: Bela Negara Harus Sinergis antara Pusat dan Daerah

Rakor Jakhanneg akan membahas pokok-pokok Kebijakan Pertahanan Negara dalam Persiapan Pertahanan sejak dini melalui Bela Negara.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Sep 2017, 18:47 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2017, 18:47 WIB
20160112-Suasana Rapim Kemhan RI Tahun 2016-Jakarta-Johan Tallo
Menhan Ryamizard Ryacudu (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertahanan menggelar Rapat Koordinasi Kebijakan Pertahanan Negara (Rakor Jakhanneg) yang akan digelar di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat Kamis, 7 September 2017. 

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan Rakor Jakhanneg akan membahas pokok-pokok Kebijakan Pertahanan Negara dalam Persiapan Pertahanan sejak dini melalui Bela Negara. 

Pokok-pokok pembahasan rakor adalah tinjauan Peran Pelaksana Tugas Pokok Kementerian Pertahanan di Daerah dalam menyiapkan pertahanan sejak dini melalui sinergitas pertahanan negara pusat dan daerah. 

"Daerah dapat menjadi pintu masuk datangnya ancaman nonmiliter yang bersifat multidimensi. Sehingga perlunya pengembangan postur pertahanan nirmiliter di daerah, yang memiliki kemampuan-kemampuan diantaranya kewaspadaan dini, bela negara, ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, sosial, moral, serta dukungan pertahanan negara," kata Ryamizard dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com, Rabu (6/9/2017). 

Untuk itu, Ryamizard menilai perlu adanya sinkronisasi kebijakan pertahanan negara antara pemerintah pusat dan daerah dalam kerangka pembinaan kesadaran bela negara. 

"Tentunya semua itu harus dilakukan secara sinergis antara pemerintah pusat dan daerah. Maka Rakor Jakhanneg ini menjadi hal yang penting untuk menyiapkan pertahanan sejak dini melalui Bela Negara di berbagai wilayah Indonesia," tegas Ryamizard.

Menhan juga menyoroti perkembangan sosial media berbasis internet yang dianggap telah ikut mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat Indonesia. 

"Secara teknologi cukup pesat,tetapi di sisi lain terdapat masalah yang memiliki dampak negatif. Seperti bully dalam dunia maya, pelecehan secara daring, penyebaran pesan kebencian, iklan yang salah target, pornografi dan sebagainya," ucap mantan KSAD itu.

Parade Cinta Tanah Air

Ryamizard menyoroti, sikap bela negara dan cinta tanah air mengalami degradasi akibat pengaruh teknologi informatika dan media sosial yang tidak terfilter dengan baik dan tidak sesuai dengan norma budaya dan karater bangsa Indonesia.

Untuk itu Kementerian Pertahanan melakukan upaya untuk membentuk kembali karakter bangsa, yaitu melalui kegiatan penanaman dan pemeliharaan karakter generasi muda yang melibatkan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat.

Kegiatan penanaman dan pemeliharaan karakter kepada generasi muda Indonesia yang dilakukan Kementerian Pertahanan bertajuk Program Parade Cinta Tanah Air (PCTA). Agenda tahunan yang diselenggarakan sejak 2012 ini diperuntukkan bagi mahasiswa/i dan pelajar SLTA sederajat dari seluruh Provinsi di Indonesia.

Pada tahun ini, PCTA berlangsung dari 4-7 September 2017  diisi dengan lomba diskusi serta aktivitas lainnya.

Para peserta PCTA tingkat nasional berasal dari para pemenang di tingkat provinsi. Sebagai upaya menanamkan cinta tanah air itu juga mereka menunjukkan aneka ragam budaya baik tarian dan pakaian adat dari provinsi masing-masing serta kunjungan ke tempat bersejarah yang ada di Jakarta.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya