Menhan Ryamizard: Simpatisan ISIS di Indonesia Hanya 700 Orang

Ia mengatakan, bukan berarti Pemerintah Indonesia tidak melakukan tindakan untuk menghilangkan pengaruh ideologi radikalisme.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jul 2017, 06:54 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2017, 06:54 WIB
20160606- Menhan Silaturahmi dengan Warga NU-Jakarta- Johan Tallo
Menhan Ryamizard Ryacudu memberikan pemaparan saat menghadiri silaturahmi bersama warga NU di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin (6/6). Acara tersebut dalam rangka menyongsong 1 Abad Nahdlatul Ulama.(Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Bogor - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengungkapkan, saat ini, ada sekitar 700 orang di Indonesia, yang menjadi simpatisan gerakan militan negara Islam (ISIS).

"Secara fakta, saat ini di Indonesia jumlah simpatisan ISIS tidak banyak, hanya sekitar 700 orang," ujar Menhan ketika menjadi pembicara di Indonesia International Defense Science Seminar di Bogor, Jawa Barat, Rabu, 12 Juli 2017.

Ia menilai jumlah tersebut belum perlu dikhawatirkan. Namun, hal ini juga bukan berarti Pemerintah Indonesia tidak melakukan tindakan untuk menghilangkan pengaruh ideologi radikalisme yang diduga telah tertanam pada para pendukung kelompok bersenjata itu.

"Di dalam mengatasi radikalisme dan ISIS, Indonesia menggunakan strategi pemantapan 'mindset' bagi seluruh masyarakat, dengan kembali kepada jati diri bangsa, yakni nilai-nilai budaya dan kultur yang tertanam sejak dulu," jelas Ryamizard, seperti dikutip dari Antara.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini juga menekankan, kegiatan bela negara penting dicanangkan karena berpeluang memperkuat jiwa dan identitas bangsa, sehingga ampuh menangkal segala bentuk ancaman yang dapat membahayakan keutuhan dan integritas negara.

"Kesadaran bela negara itu perlu untuk ditanamkan kepada seluruh warga negara, sebagai bentuk revolusi mental, sekaligus membangun daya tangkal bangsa dalam menghadapi kompleksitas ancaman yang semakin beragam," tutur dia.

"Jadi, saat ini semakin disadari bahwa pertahanan negara tidak cukup dilakukan melalui pendekatan aspek militer atau melalui pengadaan alutsista, tapi mutlak diperlukan juga adanya wawasan dan pertahanan bangsa yang kuat," terang Menhan Ryamizard Ryacudu.

 

Saksikan video di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya