Alasan Djarot Tolak Maju Pilgub Jawa Timur

Djarot mengaku banyak tawaran yang memintanya maju Pilgub Jawa Timur.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 09 Okt 2017, 09:37 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2017, 09:37 WIB
Djarot Resmikan Revitalisasi Kawasan Kota Tua Fase Pertama
Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat saat meresmikan revitalisasi Kawasan Kota Tua fase pertama, Kamis (5/10). Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga mendeklarasikan wisata kuliner Kota Tua di Lokbin Taman Kota Intan. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Masa kerja Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tinggal menghitung hari. Kabar ke mana ia akan melanjutkan karirnya usai lengser dari kursi DKI 1, banyak berhembus. Djarot disebut-sebut akan maju di Pilgub Jawa Timur.

Djarot sendiri mengaku banyak kalangan yang memintanya maju. 

"Tawaran banyak, jujur banyak, yang ngerayu banyak ya kalau mau jujur," kata Djarot di Balai Kota Jakarta, Senin (9/10/2017).

Lantas apa jawaban Djarot? Dia ternyata buru-buru menampik kemungkinan itu.

"Ndak (enggak), Saya Insya Allah tetep di Jakarta," lanjut Djarot.

Mantan Wali Kota Blitar itu menyampaikan anak-anak menjadi salah satu alasannya tidak akan kembali ke Jawa Timur.

"Anak-anak sudah terlampau sering diajak berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, dari satu kota ke kota yang lain, dari satu provinsi ke provinsi yang lain," ia menjelaskan alasannya.

Ia menilai banyak kader lain yang lebih baik dari dia di Jawa Timur. Djarot menyatakan tidak memikirkan akan kembali ke Jawa Timur.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Minta Maaf

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saeful Hidayat meresmikan akses tembusan Jalan Suryapranoto ke Jalan Hasyim Ashari. Jalan yang sebelumnya kumuh dan sulit diakses itu kini terbuka dan layak jalan.

"Jalan ini saya kasih nama Jalan Sekolah, karena aksesnya membantu pelajar sekitar untuk bersekolah yang dulunya susah karena terhalang jalan yang dulunya ramai bangunan liar," kata Djarot di Jalan Sekolah, Jakarta Pusat, Sabtu 7 Oktober 2017.

Jalan yang memberi akses pada SMP 39 ini dibangun dalam dua tahap, yaitu tahun 2016 dan 2017. Pembangunan yang sempat menimbulkan polemik ini akhirnya dapat diselesaikan dengan damai.

"Mohon maaf bila tindakan kami dirasa menyakitkan, tapi kita berikan ini sebagai solusi. Maaf bila kepemimpinan saya dan Pak Ahok dipandang tidak manusiawi. Tapi tidak manusiawi mana membiarkan anak-anak kita berpuluh-puluh tahun begini (susah akses ke sekolah)?," tutur Djarot.

Dari data Pemerintah Kota Jakarta Pusat, diketahui akses ini menertibkan delapan bangunan permanen dan 20 bangunan semi permanen. Selain itu, jalan sepanjang 218 meter tanah milik Kongregasi Misionaris Bunda Hati Kudus juga ikut terkena pembebasan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya