Sandiaga Akan Kaji Program Revolusi Putih Titipan Prabowo

Revolusi Putih adalah program andalan Prabowo saat mencalonkan diri sebagai calon presiden.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 26 Okt 2017, 17:25 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2017, 17:25 WIB
Sejumlah Tokoh Hadiri Pelantikan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto memberikan ucapan selamat kepada Anies Baswedan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI untuk periode 2017-2022 di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno akan mengkaji program Revolusi Putih yang dititipkan oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk masuk dalam program pemerintah.

"Lagi akan dikaji sama kami, karena ini bagus sekali," ujar Sandiaga Uno di Istana Wapres, Jakarta, Kamis (26/10/2017).

Namun, Sandiaga Uno membantah telah dititipkan program kampanye Ketua Umum Gerindra itu saat Pilpres 2009 dan 2014. Revolusi Putih adalah program andalan Prabowo saat mencalonkan diri sebagai calon presiden.

"Bukan (titipan). Program itu kalau saya lihat, dari penyedia protein. Kalau program dari Pak Prabowo sendiri saya belum ter-update," kata Sandi.

Program Revolusi Putih yang dimaksud adalah asupan makanan untuk pelajar yang tergolong kurang mampu. Dengan begitu, pelajar sekolah negeri ataupun swasta dari keluarga kurang mampu mendapatkan makanan gratis. 

Sandiaga mengatakan, program Revolusi Putih ini sangat baik karena memenuhi kebutuhan protein anak-anak.

"Menerapkannya ini susu sumber protein, itu menjadi kebutuhan sangat esensi, krusial untuk anak-anak kita. Kita melihat bagaimana ada program yang bisa memberikan asupan susu dan sarapan protein tinggi kepada para siswa-siswa, khususnya di SD di wilayah Jakarta ini. Salah satunya putih itu karena susu," pungkas Sandi.

 

Respons Menkes

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengaku tidak begitu setuju dengan ide Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto soal program Revolusi Putih tersebut. 

"Saya agak enggak setuju. Susu kalian tahu dari mana? Dari sapi. Cukup enggak sapi kita? Sebanyak 250 juta penduduk mesti dapat dari mana?" kata Menkes Nila.

Nila mengatakan, susu mengandung protein, lemak, dan juga glukosa atau gula. Susu bisa digantikan dengan ikan yang juga kaya protein. Terlebih, ikan di Indonesia lebih banyak dibandingkan dengan sapi.

"Kalau kita lihat konten dari susu, isinya protein, lemak, gula ada dalamnya. Bisa diganti ikan? Bisa. Ada ikan lele, nila, mujair darat. Bukan buaya darat, ya. Kita punya mujair, lele. Gampang," jelas dia.

"Makan protein itu dari ikan begitu banyak kok. Jangan mengharapkan dari daging. Bu Susi sudah capek-capek nenggelemin kapal," imbuh Nila.

Selain itu, Nila mengingatkan, asupan gizi yang diterima manusia harus seimbang antara karbohidrat dan protein. Selain susu, protein dan karbohidrat juga terkandung dalam kacang hijau dan nasi.

"Tentu kita saya kira begitu banyaknya tanaman. Kurang begitu setuju kalau susu saja. Gizi itu seimbang. Karbohidrat berapa, protein berapa. Kacang hijau, nasi ganti jagung. Kamu makan beli buah anggur, makan itu kesemek," tutur Menkes Nila.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya