Kejujuran dan Integritas ala Kepala BNPT Suhardi Alius

Menurut Suhardi Alius, integritas diperlukan agar bangsa ini dapat membedakan mana baik dan buruk.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 28 Okt 2017, 12:41 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2017, 12:41 WIB
Kepala BNPT Suhardi Alius
Kepala BNPT Suhardi Alius (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Buku berjudul Integritas di Tengah Kabut Idealisme - Kepemimpinan dan Pembelajaran Hidup Suhardi Alius diluncurkan pada Sabtu 28 Oktober 2017. Bukan tanpa alasan sosok Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu dipilih sebagai tokoh yang mewakili integritas dan idealisme.

Suhardi Alius dipilih atas rekomendasi dari mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif hingga mantan Ketua KPK Abraham Samad. Penulis buku tersebut, Dedi Mahardi juga mengaku berdiskusi dengan sejumlah pegiat antikorupsi. 

Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius bahkan tidak diberi informasi tentang buku tersebut, sejak awal hingga naskah selesai disusun.

"Kenapa saya berani menulis, saya berdiskusi dengan penggiat antikorupsi. Dari beberapa nama tokoh yang saya rekap, nama Pak Suhardi ranking teratas," kata Dedi Pada acara bedah buku di Lemhanas, Jakarta, Sabtu (28/10/2017).

Dedi juga menceritakan, dalam diskusinya dengan Abraham Samad, mantan Ketua KPK itu memberi pertimbangan soal beberapa sosok lain. "Pak Abraham Samad bilang, 'tokoh ini jangan dulu, yang itu jangan dulu'," kata dia. Namun untuk sosok Suhardi Alius, tak ada penolakan. 

Sang penulis mengaku, keyakinannya untuk menulis buku tentang Suhardi Alius sempat goyah di tengah jalan.

Ia mengaku sempat takut, fitnah bakal muncul lantaran baik Dedi maupun Suhardi sama-sama dari Padang.

Namun, atas rekomendasi Syafii Maarif dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Dedi mantap menulis buku tentang Suhardi Alius.

"Saya telepon Buya (Syafii Maarif), bagus, kata Buya, lanjutkan. Lalu Buya bilang, 'bukan hanya saya, tapi Imam Besar Istiqlal juga mendukung'," kata Dedi.

Menuruti nasihat Buya, Dedi bertanya pada Nasaruddin Umar, mengenai kelayakan Suhardi Alius untuk dijadikan sosok dalam buku tentang pemimpin yang berintegritas. Imam Besar Masjid Istiqlal ternyata mendukung.

Launching dan Bedah Buku Suhardi Alius (Liputan6.com/ Delvira Hutabarat)

Menurut Dedi, sepak-terjang tokoh seperti mantan Kabareskrim itu perlu ditulis. Sebab, Indonesia membutuhkan teladan. Masyarakat perlu diberi informasi ini: bahwa masih ada orang baik di Indonesia.

"Seperti kata Buya, negeri ini tuna teladan, agar 'para badut rakus' punya pembanding bahwa ternyata negeri ini banyak orang baik. Agar anak bangsa menyadari bahwa bangsa ini harus dibangun dengan kejujuran dan integritas," tambah dia.

Sementara itu, Suhardi Alius mengaku kaget saat diberi tahu bahwa buku tentang dirinya sudah hampir jadi tanpa sepengetahuannya.

"Saya kaget, karena buku sudah jadi. Saya cuma diminta foto. Kalau tidak ada rekomendasi Buya dan Imam, saya tak izinkan," ucap dia.

Menurut Kepala BNPT itu, integritas diperlukan agar bangsa ini dapat membedakan mana baik dan buruk.

"Kita butuh integritas, negara dibangun atas idealisme. Makna integritas adalah kejujuran, nilai spiritual, ditambah knowledge, sehingga bisa bedakan mana baik buruk, itu sebagai kontrol kita," kata Suhardi Alius.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya