Liputan6.com, Ambon - Polri mengindentifikasi dua pelaku pembakaran Polres Dhamasraya, Sumatera Barat, yang tewas ditembak petugas saat peristiwa pembakaran terjadi, Minggu dini hari lalu. Salah satunya bernama Eka, anak seorang anggota Polri berpangkat ipda yang bertugas di Polres Muara Bungo, Jambi.
Eka termasuk dalam Jamaah Ansor Daulah (JAD), salah satu jaringan ISIS di Indonesia yang menjadikan polisi sebagai musuh mereka. Kelompok yang telah diidentifikasi Detasemen Khusus 88 itu tak segan-segan menyerang fasilitas kantor, asrama, atau anggota Polri yang sedang bertugas.
"Sudah saya perintahkan Kadensus lakukan pengejaran," tegas Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Ambon, Maluku, Senin (13/11/2017).
Advertisement
Kapolri menjelaskan, berdasarkan hasil penyidikan sementara dan pengakuan orangtua Eka, anaknya itu pernah ke Sumedang dan menikah. Di sanalah Eka diduga terkena paham radikal.
"Berdasarkan hasil penyidikan sementara, yang bersangkutan masuk dalam jaringan terorisme, khususnya Jamaah Ansor Daulah yang mendukung ISIS. Jamaah Ansor Daulah ini menganggap polisi adalah kelompok thogut yang harus dijadikan musuh, " kata Kapolri.
Untuk itu, dia telah meminta jajarannya supaya meningkatkan sistem pengamanan di masing-masing daerah, kantor-kantor kepolisian, tingkat polda, polres, polsek, atau pos polisi.
"Tidak perlu siaga satu, Densus sedang mengejar mereka, jaringan mereka sudah teridentifikasi," tutur Kapolri.
Kapolri juga berharap pasca-pembakaran Polres Dharmasraya, pelayanan tidak boleh terganggu. Berkas administrasi yang terbakar bisa segera dipulihkan dan Polda Sumatera Barat bisa segera restorasi dan rekonstruksi kembali fasilitas polres.
"Sambil rekonstruksi, untuk sementara pelayanan dilakukan di lokasi dan di tempat-tempat temporer," beber Kapolri Tito.
Mapolres Hangus Terbakar
Markas Polres Dharmasraya di Sumatera Barat terbakar hebat. Api mulai diketahui sekitar pukul 02.45 WIB. Seluruh bangunan utama Polres Dharmasraya pun hangus terbakar.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Liputan6.com, sumber kebakaran diduga berasal dari ruangan belakang antara Ruang Siwas dan Ruang Sitipol Polres Dharmasraya.
Petugas piket di Sentra Pelayanan Kepolisian Polres Dharmasraya yang melihat gumpalan asap tebal, mencoba untuk memadamkan api dengan peralatan yang ada sambil berteriak mencari pertolongan. Sekitar 15 menit kemudian, dua mobil pemadam kebakaran tiba di markas.
Saat sibuk memadamkan kebakaran, salah seorang petugas pemadam kebakaran melihat dua orang berbaju hitam berada di sekitar markas Polres Dharmasraya sambil memegang busur panah. Ia memberitahukan informasi tersebut kepada polisi yang ada.
Polisi kemudian mengepung dua orang berbaju hitam itu, tapi keduanya melawan. Kapolres Dharmasraya, AKBP Rudy Yulianto mengatakan, keduanya melepaskan busur panah ke arah polisi yang dibalas polisi dengan menembakkan peluru ke udara.
"Kedua pelaku saat melakukan penyerangan menggunakan perlengkapan yang membahayakan seperti anak panah, sangkur, dan busur," kata Rudy di Pulau Punjung, dilansir Antara.
Ia mengatakan, keduanya masih melawan, meski tembakan peringatan sudah diletuskan. Polisi selanjutnya menembak kedua pria berbaju hitam itu hingga keduanya tersungkur dan meninggal dunia.
Hingga kini, kata Rudy, polisi belum bisa mengungkap motif pembakaran Mapolres Dharmasraya, begitu pula dengan identitas kedua pria berbaju hitam itu.
Saksikan vidio pilihan di bawah ini:
Advertisement