Sambangi Mabes Polri, Sekjen Golkar Bantah Bahas Setya Novanto

Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham menyambangi Mabes Polri, Kamis (16/11/2017) pagi pascadatang ke rumah Setya Novanto.

oleh Rezki Apriliya Iskandar diperbarui 16 Nov 2017, 10:52 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2017, 10:52 WIB
Setya Novanto Mangkir dari Panggilan KPK
Sekjen Partai Golkar Idrus Marham berusaha menghindari keruman wartawan di Gedung KPK, Jakarta, Senin (11/9). Idrus mengantarkan surat pernyataan sakit Ketua DPR Setya Novanto yang dijadwalkan menjalani pemeriksaan kasus e-KTP. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham menyambangi Mabes Polri, Kamis (16/11/2017) pagi pascadatang ke rumah Setya Novanto. Namun, dia menampik kedatangannya terkait dengan tersangka kasus e-KTP tersebut.

"Enggak, enggak. Enggak ada kaitannya," kata Idrus, saat menyambangi Mabes Polri, Jakarta, Kamis (16/11/2017).

Menurut dia, kedatangannya tersebut terkait dengan perayaan hari ulang tahun Partai Golkar.

Pukul 10.30 WIB, Idrus masih melakukan pertemuan tertutup dengan Polri.

Sebelumnya, keberadaan Setya Novanto masih jadi misteri. Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendatangi kediamannya, pulang dengan tangan kosong.

Istri dan pengacaranya mengaku tidak tahu keberadaan tersangka kasus e-KTP itu. Namun, istrinya yakin Setya Novanto tidak melarikan diri.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kata Wapres JK

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Ketua DPR Setya Novanto. Sejumlah penyidik langsung mendatangi kediaman tersangka kasus korupsi megaproyek e-KTP itu di Jalan Wijaya Nomor 19, Jakarta Selatan, Rabu 15 November malam.

Tapi, Ketua Umum Partai Golkar itu sudah keburu hilang. Juru Bicara Wakil Presiden Jusuf Kalla, Husein Abdullah, sangat menyayangkan jika seorang Ketua DPR tidak memberikan teladan yang baik dalam menghadapi kasus hukum.

"Sangat disayangkan jika seorang pimpinan lembaga tinggi negara tidak mampu memberi teladan hukum dan sikap tertib dalam bernegara. Karena seharusnya beliau memberi contoh," kata Husein dalam pesan singkatnya, Kamis (16/11/2017).

Jangan sampai, kata Husein seorang Ketua DPR justru menjadi buronan.

"Jangan sampai Ketua DPR jadi DPO, padahal ancaman jemput paksa saja sudah tidak elok untuk beliau yang berstatus demikian tinggi dan terhormat," kata dia.

Meski begitu, kata Husein, pihaknya yakin Setya Novanto pada akhirnya akan taat hukum. "Apalagi beliau masih memiliki kesempatan untuk berbuat yang terbaik," tandas Husein.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya