Liputan6.com, Karangasem - Gunung Agung kembali meletus hari ini. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat gunung setinggi 3.142 mdpl dua kali erupsi yakni pukul 07.48 Wita dan pukul 09.47 Wita. Pada erupsi itu, Gunung Agung memuntahkan butiran debu.
Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana menjelaskan, ‎butiran berwarna abu berbentuk bundar produk erupsi Gunung Agung. Dalam istilah vulkanologi dinamakan accretionary lapilli.
"(Accretionary lapilli) ini dapat terbentuk pada kolom erupsi karena kondisi kelembaban dan gaya elektrostatis," ujar Devy, Sabtu (9/12/2017).
Advertisement
Dia mengatakan, kondisi yang dimaksud terjadi saat material abu berinteraksi dengan air. "Bisa air dari kawah (sehingga ini sering diasosiasikan dengan letusan freatomagmatik)," tutur dia.
"Tapi kelembaban ini juga bisa bersumber pada kondisi meteorologis, misal abu yang disemburkan berinteraksi dengan awan hujan," Devy menambahkan.
Saat kondisi itu terpenuhi, maka kumpulan ‎abu tersebut menjadi berbentuk bulat. "Jadi, itu sebenarnya masih abu, tapi terkumpul jadi berbentuk granule (bulat-bulat kecil)," kata Devy.‎
Dalam laporan Magma VAR Indonesia, Gunung Agung teramati menyemburkan asap kelabu setinggi 2.000 meter. Abu vulkanik berbentuk bundar juga dimuntahkan bersama dengan erupsi tersebut. Asap warna kelabu intensitas tebal, tekanan sedang dengan ketinggian 2.000 meter di atas puncak. Arah asap condong ke barat laut.Â
Masih Awas
Menurut Suantika, aktivitas kegempaan terus dipantau dan hingga saat ini status Gunung Agung masih masuk level IV (awas).
"Tadi kami menerima laporan asap yang diletuskan ke atas dengan cepat sampai di tanah memerlukan waktu satu jam," katanya.
Abu vulkanik, kata dia, hanya mengenai Desa Tianyar dan Desa Kubu, Karangasem, yang berada di bagian lereng utara Gunung Agung.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement