Bursa Saham Eropa Ditutup Melemah pada Awal Pekan, Ini Penyebabnya

Bursa saham Eropa lesu pada perdagangan Senin, 7 April 2025 mengikuti bursa saham global.

oleh Agustina Melani Diperbarui 08 Apr 2025, 09:03 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2025, 09:01 WIB
Bursa Saham Eropa Ditutup Melemah pada Awal Pekan, Ini Penyebabnya
Bursa saham Eropa merosot dalam sesi keempat perdagangan pada Senin, 7 April 2025. (Foto: Unsplash/Jamie Street)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Eropa merosot dalam sesi keempat perdagangan pada Senin, 7 April 2025. Bursa saham Eropa melemah di tengah bursa saham global yang tertekan pada pekan lalu seiring pengumuman terbaru tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Mengutip CNBC, Selasa (8/4/2025), indeks Stoxx600 di Eropa turun hingga 6 persen pada awal sesi perdagangan. Namun, koreksi indeks acuan itu terpangkas hingga ditutup turun 4,54 persen. Indeks CAC 40 di Prancis melemah 4,8 persen. Indeks DAX Jerman melemah 4,26 persen dan indeks FTSE 100 di Inggris susut 4,4 persen

Wall street juga anjlok pada akhir pekan lalu di tengah saham teknologi kapitalisasi besar magnificent seven turun lebih dari USD 1 triliun dalam satu hari pada Senin, 7 April 2025.

Bursa saham global terguncang selama perdagangan sore di Eropa. Sempat melonjak ke zona hijau seiring berita dan spekulasi di media sosial mengenai penundaan penerapan tarif. Kepada CNBC, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menuturkan, pembicaraan tentang jeda 90 hari adalah “berita palsu”. Ketidakpastian lebih lanjut disampaikan tepat sebelum penutupan perdagangan Eropa.

Hal ini karena Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif terhadap China sebesar 50 persen kecuali jika negara itu membatalkan bea balasan.

Pada pekan lalu, indeks Stoxx 600 melemah 8,4 persen, dan mencatat kinerja mingguan terburuk dalam lima tahun. Dalam dekade terakhir, indeks Stoxx 600 hanya berkinerja lebih buruk pada awal pandemi COVID-19 pada 2020.

Donald Trump mengumumkan daftar lengkap tentang apa yang disebut tarif timbal balik dengan investor terkejut dengan sejauh mana impor dari mitra dagang utama AS akan dikenakan bea baru. Langkah itu juga memicu kekhawatiran perang dagang global dengan China membalas dengan mengenakan tarif 34 persen pada barang-barang AS . Selain itu, Uni Eropa juga berjanji mengenakan tindakan balasan sendiri jika negosiasi dengan AS gagal.

 

Trump Tak Ingin Pasar Turun

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)... Selengkapnya

Di Asia pada Senin, 7 April 2025, aksi jual terjadi di bursa saham Asia yang dipimpin saham yang tercatat di China.

Ekonomi Asia akan menjadi paling terpukul oleh tarif timbal balik atau resiprokal. Adapun Vietnam kena bea masuk 46 persen, China dengan tarif baru 34 persen, sedangkan Kamboja kena 49 persen dan Sri Lanka sebesar 44 persen. Banyak ekonomi di kawasan itu memainkan peran penting dalam rantai pasokan perusahaan internasional.

Pada Minggu, Presiden AS Donald Trump menuturkan meski tidak ingin pasar turun, tetapi harus ada sesuatu untuk memperbaiki suatu hal. “Kadang-kadang Anda harus minum obat untuk memperbaiki sesuatu,” ujar dia.

Indeks Hang Seng Alami Penurunan Tajam

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)... Selengkapnya

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik memperpanjang aksi jual saham pada Senin, 7 April 2025. Koreksi bursa saham Asia Pasifik terjadi seiring kekhawatiran atas perang dagang global yang dipicu tarif dagang oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Mengutip CNBC, bursa saham Hong Kong memimpin koreksi di Asia Pasifik. Indeks Hang Seng turun 13,22 persen menjadi 19.828,30. Sementara itu, indeks Hang Seng teknologi merosot 17,16 persen menjadi 4.401,51. Indeks CSI 300 terpangkas 7,05 persen menjadi 3.589,44. Koreksi itu membuat penurunan terbesar dalam satu hari sejak Oktober lalu.

UOB Kay Hian Chief Investment Officer for Wealth Management, Qi Wang menuturkan, bursa China telah terpukul oleh tindakan balasan Beijing atas tarif Trump. Dalam jangka pendek, ia prediksi pasar berdasarkan reaksi ini. Ke depan, Wang terus mencermati respons resmi dari Uni Eropa yang mengatakan tengah mempersiapkan tindakan balasan. Ia mengamati reaksi AS terhadap respons terbaru China.

Wang juga perhatikan sentimen politik di AS, terutama karena konsumen AS jelas tidak senang dengan hal ini.

Di sisi lain, indeks Nikkei 225 turun 7,83 persen ke level terendah dalam 18 bulan di 31.136,58. Indeks Topix merosot 7,79 persen menjadi 2.288,666.

Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 5,57 persen menjadi 2.328,20. Indeks Kosdaq terpangkas 5,25 persen menjadi 651,30. Indeks ASX 200 di Australia turun 4,23 persen hingga ditutup ke level 7.343,30. Indeks acuan itu merosot ke wilayah koreksi dengan penurunan 11 persen sejak level tertinggi terakhirnya pada Februari pada sesi sebelumnya. Indeks acuan di India yakni Nifty 50 merosot 4,08 persen.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya