Anies Baswedan: Proses Politik Itu Butuh Biaya

Anies mengungkapkan, ia turut mengeluarkan biaya iuran yang akan digunakan sebagai dana kampanye saat Pilgub DKI Jakarta 2017.

oleh Anendya Niervana diperbarui 12 Jan 2018, 16:27 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2018, 16:27 WIB
PHOTO: Mendagri, Panglima TNI, Kapolri dan Gubernur DKI Sapa Jemaat Gereja Immanuel
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyapa jemaat usai memberikan sambutan pada malam Misa Natal di Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel, Gambir, Jakarta, Minggu (24/12). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan proses politik memang membutuhkan biaya. Kendati demikian, dia menganggap tidak ada calon dari Partai Gerindra besutan Prabowo Subianto yang diminta membayar mahar politik.

"Bahwa proses politik butuh biaya itu benar, tapi bahwa kami, calon, harus membayar itu tidak ada," ujar Anies di Balai Kota, Jumat, 12 Januari 2018.

Anies mengungkapkan, ia turut mengeluarkan biaya iuran yang akan digunakan sebagai dana kampanye saat pilgub DKI Jakarta 2017.

"Kalau bisa dibilang semuanya kemarin itu iuran, sehingga terjadi gerakan. Semuanya terlibat," tutur Anies.

Namun, orang nomor satu Ibu Kota itu kembali menegaskan, tidak ada mahar yang dibayarkan saat dirinya mencalonkan diri sebagai cagub DKI Jakarta.

"Tidak ada mahar-maharan. Saya tadi pagi ditanya, 'Pak maharnya berapa?' Enggak ada mahar, kami enggak ada obrolan begitu. Enggak ada sama sekali," tegas Anies.

Pilkada DKI Jakarta Buktinya

Sandiaga Uno menyambangi RS Budhi Asih
Sandiaga Uno menyambangi RS Budhi Asih (Liputan6.com/ Anendya Niervana)

Senada dengan Anies, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menegaskan Prabowo Subianto tidak meminta mahar politik atau uang bagi mereka yang akan mencalonkan diri dalam pilkada. Penunjukan kandidat disebutkan berjalan sesuai mekanisme partai.

"Enggak ada. Enggak ada sama sekali. Pak Prabowo sangat profesional," kata Sandiaga Uno di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (12/1/2018).

Sikap Partai Gerindra yang tidak meminta mahar tersebut, kata dia, sudah dibuktikan dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2012. Kala itu, Partai Gerindra mengusung Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Begitu pun saat ia maju bersama Anies Baswedan dalam Pilkada DKI 2017. Tak ada mahar yang diberikan kepada Partai Gerindra. "Itu sudah terbukti saat mencalonkan Pak Jokowi dan Pak Ahok. Waktu saya dan Mas Anies juga sama," tegas dia.

Orang nomor dua di Jakarta itu mengakui biaya politik yang dikeluarkan untuk pilkada memang besar. Biaya itu, kata dia, lebih digunakan untuk kegiatan dari calon itu sendiri.

"Politik itu memang berbiaya. Kemarin kita menghabiskan lebih dari Rp 100 miliar. Jadi itu yang diinginkan sebetulnya oleh Gerindra. Jangan sampai saat kita udah mencalonkan, kita enggak punya pendanaan," jelas Sandiaga Uno.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya