Sandiaga: Sudah Terbukti, Tak Ada Mahar Politik di Gerindra

Sikap Partai Gerindra yang tidak meminta mahar tersebut, kata dia, sudah dibuktikan dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2012.

oleh Yunizafira Putri Arifin Widjaja diperbarui 12 Jan 2018, 13:46 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2018, 13:46 WIB
Sandiaga Uno menyambangi RS Budhi Asih
Sandiaga Uno menyambangi RS Budhi Asih (Liputan6.com/ Anendya Niervana)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menegaskan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak meminta mahar politik atau uang bagi mereka yang akan mencalonkan diri dalam pilkada. Penunjukan kandidat disebutkan berjalan sesuai mekanisme partai.

"Enggak ada. Enggak ada sama sekali. Pak Prabowo sangat profesional," kata Sandiaga Uno di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (12/1/2018).

Sikap Partai Gerindra yang tidak meminta mahar tersebut, kata dia, sudah dibuktikan dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2012. Kala itu, Partai Gerindra mengusung Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Begitu pun saat ia maju bersama Anies Baswedan dalam Pilkada DKI 2017. Tak ada mahar yang diberikan kepada Partai Gerindra. "Itu sudah terbukti saat mencalonkan Pak Jokowi dan Pak Ahok, waktu saya dan Mas Anies juga sama," tegas dia.

Orang nomor dua di Jakarta itu mengakui biaya politik yang dikeluarkan untuk pilkada memang besar. Biaya itu, kata dia, lebih digunakan untuk kegiatan dari calon itu sendiri.

"Politik itu memang berbiaya. Kemarin kita menghabiskan lebih dari Rp 100 miliar. Jadi itu yang diinginkan sebetulnya oleh Gerindra. Jangan sampai saat kita udah mencalonkan, kita enggak punya pendanaan," jelas Sandiaga Uno.

 

Politik Ajang Silaturahmi

Tahun Baru
Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno. (Liputan6.com/Anendya Niervana)

Dia mengungkapkan upayanya meyakinkan Prabowo terkait kemampuan dirinya membiayai pencalonan tersebut. Semua biaya yang dikeluarkan itu dilaporkan secara transparan. "Kita audit, dilaporkan ke KPK," imbuh Sandiaga.

Ia berharap di tengah tahun politik ini, yang mana pesta demokrasi terbesar di sejumlah daerah di Indonesia akan digelar, nantinya para calon kepala daerah dapat menggunakan politik lebih bijaksana.

"Saya doakan semua teman-teman yang sedang berjuang di daerah, mari kita gunakan politik sebagai silaturahmi. Politik yang saling merangkul, bukan saling menyikut," harapnya.

Hal ini berbeda dengan penuturan La Nyalla Mahmud Mattalitti yang secara gamblang bicara mengenai adanya mahar politik sejumlah Rp 40 miliar. Dana itu, diakui La Nyalla, diminta Prabowo Subianto ketika hendak maju dalam Pilkada Jawa Timur.

Saksikan video pilihan berikut:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya