Liputan6.com, Jakarta - Terduga teroris S (34) jarang bergaul dengan warga di sekitar rumahnya. Hal itu diungkap Kepala Urusan Pemerintahan Desa Pasir Wetan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Ali Sambadi.
"Dia pulangnya malam, jarang bergaul. Penampilannya biasa saja dan istrinya tidak bercadar," katanya di sela penggeledahan yang dilakukan Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror di rumah S, Desa Pasir Wetan, Banyumas, seperti dilansir Antara, Kamis (1/2/2018).
Baca Juga
S ditangkap oleh Tim Densus 88 Antiteror di sekitar Gang Tambakbatu, Kelurahan Karangpucung, Banyumas, Kamis (1/2/2018), pukul 11.00 WIB.
Advertisement
Pemerintah desa sudah lama mengawasi gerak-gerik terduga teroris S. Ia telah tiga tahun menetap di rumah yang ditinggalinya saat ini.
Perangkat desa setempat pernah meminta data keluarga, termasuk kartu tanda penduduknya. Namun, S tidak pernah memberikannya.
S pernah menggelar pengajian. Menurut Ali, pengajian itu dibubarkan warga karena berisi ajaran ekstrimisme.
"Dulu pernah menggelar pengajian dengan warga. Dua warga kami yang ikut juga laporan (ke polisi)," katanya. Kasusnya mentok karena tidak ada warga yang mau bersaksi.
Selain menangkap S, Densus juga mengamankan salah seorang karyawan terduga teroris itu, yang saat penangkapan sedang berjalan bersamanya.
Ditangkap di Toko Sepatu
Sebelum penangkapan S, Densus 88 Antiteror Polri menangkap tiga orang terduga teroris di Desa Bengkal, Kranggan, Temanggung, Jawa Tengah, pagi tadi. Ketiganya ditangkap di sebuah toko sepatu di kawasan tersebut.
"Dilakukan penindakan atau upaya hukum terhadap tiga orang yang diduga pelaku tindak pidana terorisme di toko aneka grosir sepatu, Jalan Secang Temanggung, KM 3, pukul 09.00 WIB tadi," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal, Jakarta, Kamis (1/2/2018).
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Advertisement