Liputan6.com, Jakarta Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta menandatangani Momerandum of Understanding (MoU) kontrak kerja sama dengan PT Pelabuhan Tegar Indonesia (PTI). Prosesi ini dilakukan oleh Ketua STIP Jakarta, Sahattua Simatupang, dengan Direktur Utama PT PTI, Dhurbajyoti Das, di STIP Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Menurut Sahat, panggilan Sahattua, isi utama dari kerja sama tersebut adalah meningkatkan kualitas penyerapan lulusan STIP.
Advertisement
"Contohnya mulai saat ini kita nanti engage dengan tempat praktik. Ini sudah salah satu komitmen kecil yang akan mendongkrak (kualitas tenaga kerja). Jadi ini sebenarnya kerja sama yang sifatnya leverage," ujarnya.
Advertisement
Sahat berharap, dengan bekerja praktik di PT PTI, lulusan STIP bisa menyerap banyak ilmu dan menerapkannya. Ia juga memiliki harapan besar bahwa alumni taruna yang praktik di sana benar-benar berkembang, sehingga dapat direkrut menjadi  karyawan PT PTI.
PT PTI sendiri merupakan Badan Usaha Pelabuhan (BUP) yang memiliki dan mengoperasikan Marunda Center Terminal (MCT) yang berada di Pusat Industri Marunda, 9 km dari Pelabuhan Tanjung Priok. BUP ini merupakan joint venture antara Jurong Port Singapura dengan Indonesia, salah satunya Pusat Industri Marunda.
Sebelumnya, PT PTI telah mengadakan program magang untuk para taruna-taruni. Melalui program tersebut, BUP ini menerima banyak masukan membangun dari para peserta magang. Beberapa sarannya pun dapat diimplimentasikan. Akhirnya, PT PTI pun ingin menjadikan kegiatan ini sebagai program yang berkelanjutan.
Â
"Kita ini satu pelabuhan yang serbaguna. Kita melayani curah basah, curah kering, general cargo. Nanti ada banyak komoditi dan kargo kita layani. Kedua, infrastruktur kita baru bangun yang 1B pada bulan Agustus. Pertumbuhan kita cukup menarik dari kita mulai. Dari situ, kita butuh orang yang cukup ilmu, pemikirannya sudah struktural. (Untuk) itu kita bikin program yang struktural dan berkelanjutan," ucap Dhrubajyoti Das.
Untuk program tahap I, PT PTI mampu menampung enam orang. Jangka waktu satu program beragam antara tiga bulan, enam bulan, hingga satu tahun.
Menurut Das, hal yang paling diperhatikan oleh perusahaanya ialah masalah keamanan. Menurutnya, kerja sama dengan sebuah perguruan tinggi cocok untuk mengakomodir kebutuhan tersebut.
Selain itu, Sahat mengatakan bahwa pendidikan disiplin yang diterapkan oleh STIP mampu mendukung kebutuhan industri, khususnya PT PTI.
"Kita di sini pakai sistem 5/24, lima hari di asrama tidak keluar-keluar selama 24 jam. Hanya dua hari saja kita berikan mereka free pesiar. Nah, dengan pendidikan yang sudah terbiasa 5/24 itu, mereka akan siap nanti mengabdi, bekerja, berkreasi, berinovasi bersama dengan industri yang punya target 7/24," kata dia.
Tak hanya berjalan satu arah, karyawan PT PTI pun memiliki kesempatan untuk menuntut pendidikan di STIP. Mereka bisa mengikuti program kelas jarak jauh atau diklat pemberdayaan bagi masyarakat untuk karyawan yang kurang mampu.
Â
Â
(*)