Liputan6.com, Jakarta - Fenomena alam kembali akan menyapa Indonesia. Pada Rabu 21 Maret 2018 mendatang, hari tanpa bayangan akan terjadi lantaran matahari akan berada tepat di atas ekuator atau garis khatulistiwa.
Menurut kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin, matahari saat itu berada tepat di tengah atas kepala. Hal ini mengakibatkan tidak adanya bayangan. Istilahnya yaitu hari nir bayangan atau hari tanpa bayangan.
Baca Juga
"Fenomena biasa saja, tidak ada harus diteliti atau dikhawatirkan. Ini bagian edukasi publik," kata Thomas kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (19/3/2018).
Advertisement
Namun begitu, menurut dia, masyarakat harus mewaspadai adanya hoax yang berseliweran. Kabar itu sesungguhnya tidak benar.
"Ada kabar hoax saat matahari tepat di atas kepala, yaitu menimbulkan suhu tinggi gelombang panas. Itu tidak benar. Suhu permukaan bumi tetap, variasi tidak terlalu besar, tiap tahun terjadi," tegas dia.
Peristiwa hari tanpa bayangan ini terjadi karena Bumi beredar mengitari Matahari pada jarak 150 juta kilometer dengan periode sekitar 365 hari. Garis edar Bumi berbentuk agak lonjong, sehingga Bumi kadang bergerak lebih cepat dan kadang bergerak lebih lambat.
"Bidang edar Bumi disebut sebagai bidang ekliptika. Bidang ini miring sebesar 23,4 derajat terhadap bidang equator Bumi," tulis situs lapan yang dikutip Liputan6.com.
Karenanya, Matahari tampak berada di atas belahan Bumi utara selama sekitar setengah tahun dan berada di atas belahan Bumi selatan setengah tahun sisanya.
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Perubahan Musim
Perubahan posisi tampak Matahari menyebabkan perubahan musim di Bumi, misalnya empat musim di daerah subtropis dan juga musim kering-basah di wilayah Indonesia.
"Dengan perubahan pemanasan menyebabkan perubahan titik pertemuan awan perubahan musim," ujar Thomas.
Di daerah ekuator, misalnya di Kota Pontianak, matahari akan berada di atas kepala saat tengah hari vernal equinox.
Pada 21 Maret 2018, Matahari akan mencapai titik puncak/kulminasi pada pukul 11.50 WIB. Setelahnya, Matahari akan turun perlahan hingga terbenam di titik barat sekitar enam jam kemudian.
Fenomena yang sama akan terjadi pada 23 September 2018 mendatang.
Hari nir bayangan tidak hanya terjadi di Pontianak atau kota-kota yang dilewati garis ekuator. Kota-kota di antara 23,4 Lintang Selatan dan 23,4 Lintang Utara juga akan mengalaminya.
Kondisi itu akan terjadi di Kota Denpasar pada 26 Februari dan 16 Oktober 2018.
Advertisement