Liputan6.com, Jakarta - Djunaidi selaku orang tua Mahesa Junaidi (13), anak yang meninggal saat pembagian sembako di Monas, mengikhlaskan kepergian sang buah hati. Ia juga tak ingin melanjutkan kasus ini ke ranah hukum.
"Kalau saya sebagai orang tua serta istri dan keluarga besar sudah mengikhlaskan. Mungkin ini sudah jalan Allah, sudah jalannya, saya ikhlas," kata Djunaidi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (5/5/2018).
"Pihak terkait juga sudah ada perhatiannya sama saya. Pihak terkait dari staf Suku Dinas Pariwisata, ke rumah. Wali Kota, Camat Jakarta Utara, staf Pemkot mewakili Gubernur dan Wakil Gubernur mengucapkan belasungkawa," tambahnya.
Advertisement
Djunadi juga sempat ditawarkan bantuan dari pihak-pihak yang mengatasnamakan relawan agar kasus pembagian sembako di Monas ini ditindaklanjuti. Namun, dia menolak sebab bantuan itu tak sebanding dengan nyawa anaknya. Ia pun tulus ikhlas dan mengaku tidak ada tekanan mengambil sikap tersebut.
"Sebenarnya sih saya ditanya, saya sudah kasih tahu, apa pantas tanya nominal, itu bentuk perhatian saja, tapi dia memaksa menyatakan nominal, ternyata dia buat bahan perbandingan. Itu dari pihak-pihak tertentu," ungkap dia.
Selain itu, lanjut dia, banyak dari pihak-pihak lain juga menawarkan jasa untuk membantunya. Namun, tawaran itu ia tolak.
"Saya bilang terima kasih. Itu tidak ada nilainya kalau dibandingkan nyawa anak saya Pak. Iyakan," ucap dia.
Pesta rakyat dan pembagian sembako di Monas, Jakarta Pusat, sebelumnya digelar oleh Forum Untukmu Indonesia pada Sabtu, 28 April 2018.
Dalam kejadian itu, dua bocah bernama Mahesha Junaedi dan Rizki mengembuskan napas terakhirnya, usai mengantre sembako di ikon kota Jakarta tersebut.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com
Â
Saksikan video menarik berikut ini: