Uskup Agung Jakarta: Terorisme Menodai Makna Jihad

Menurut Ignatius, terorisme hanya menebarkan rasa benci dan tidak segan mengafirkan golongan lain yang ada di luar keyakinannya.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 14 Mei 2018, 13:43 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2018, 13:43 WIB
Uskup KAJ Ignatius Suharyo
Uskup KAJ Ignatius Suharyo (Liputan6.com/Nanda Perdana)

Liputan6.com, Jakarta Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) mengutuk keras berbagai tindakan terorisme atas dasar latar belakang apa pun. Terlebih, kelompok tertentu mengatasnamakan tindakan itu sebagai jihad yang pada dasarnya malah menodai makna sucinya.

"Maka negara tidak boleh kalah oleh ulah segelintir orang yang mengatasnamakan jihad, tetapi justru merusak dan menodai makna jihad yang sesungguhnya yaitu menegakkan amar makruf nahi mungkar. Bukan dengan menebar teror, membunuh, dan menggunakan kekerasan," tutur Uskup KAJ Ignatius Suharyo di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Senin (14/5/2018).

Menurut Ignatius, terorisme hanya menebarkan rasa benci dan tidak segan mengafirkan golongan lain yang ada di luar keyakinannya. Padahal, pola tersebut bertentangan dengan ajaran agama.

Untuk itu, KAJ mendesak dan mendukung sepenuhnya upaya pemerintah dan aparat keamanan untuk mengusut secara cepat dan tuntas berbagai motif, pola, serta gerakan yang memicu terjadinya peristiwa tersebut.

"Gerakan terorisme sudah semakin merajalela. Maka diperlukan penanganan khusus dan ekstra lebih intensif dari berbagai pihak, utamanya negara melalui keamanan. Negara wajib hadir untuk menjamin keamanan hidup setiap warganya," dia menjelaskan.

KAJ turut menghaturkan rasa belasungkawa mendalam kepada seluruh keluarga korban atas musibah yang dialami. Seluruh warga Indonesia pun diharapkan dapat bersatu dan menahan diri dari segala bentuk provokasi.

"Terus galang solidaritas kemanusiaan sekaligus menolak segala bentuk kekerasan. Jika mendapati peristiwa sekecil apa pun yang menjurus radikalisme dan terorisme segera melaporkan ke aparat keamanan," Ignatius membeberkan.

 

Jangan Sebar Isu

Masyarakat juga seharusnya dapat menahan diri untuk tidak ikut menyebarkan isu, gambar korban, dan berita yang belum terverifikasi kebenaranya terkait aksi terorisme.

"Terakhir, mengimbau semua tokoh politik dan masyarakat agar mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Dan tidak memperkeruh suasana dan mengeluarkan statement tendensius yang mencederai perdamaian dan toleransi agama," Ignatius menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya