Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan penghargaan kepada Aloysius Bayu Rendra dan korban bom di gereja Surabaya. Monic Andini, istri Bayu, mengatakan tragedi ini menjadi spirit baru bagi keluarga untuk bersama-sama bangkit memajukan Kota Surabaya dan Indonesia.
"Bersatu kembali dan tidak perlu lama bersedih. Mari bersama-sama bangkit untuk memajukan Kota Surabaya dan Indonesia," ucap Monic saat menerima penghargaan itu saat peringatan Hari Kebangkitan Nasional di Halaman Taman Surya, Senin (21/5/2018).
Monic sendiri mengaku sudah memaafkan pelaku teror yang membunuh suaminya.
Advertisement
"Kami sudah bisa menerima keadaan tersebut dan berdoa kepada pelaku dan seluruh korban supaya mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan," ujar dia.
Selain Aloysius Bayu, Risma juga memberikan penghargaan dan bantuan kepada 40 orang lainnya yang menjadi korban bom bunuh diri baik yang meninggal dunia maupun yang terluka.
Mereka diantaranya, anggota kepolsian Polrestabes, pihak rumah sakit, universitas dan tim psikolog atas keberanian, pengorbanan dan dedikasi dalam mengamankan tempat ibadah serta menjaga ketertiban Kota Surabaya.
"Jadi, 41 penghargaan ini kami berikan kepada mereka yang nyata-nyata berjuang sehingga terjadi pencegahan," kata Risma.
Bangkit Kembali
Dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini, Risma ingin membangkitkan kembali sendi-sendi kehidupan warga Surabaya yang dikejutkan oleh serangan bom di 3 gereja dan kantor kepolisian Polrestabes Surabaya beberapa waktu lalu.
Serangan bom yang mengguncang Surabaya itu tidak membuat penduduk Kota Pahlawan larut dalam duka dan amarah. Justru, bencana kemanusiaan ini menjadi hal yang semakin menguatkan rasa persatuan dan kesatuan antar sesama dan umat beragama.
"Tidak boleh menyerah. Usaha dan niat baik yang sudah lama kita pupuk jangan sampai dirusak oleh orang-orang yang ingin memecah belah kerukunan sesama manusia. Kita harus bekerjasama dan berinteraksi antarmasyarakat," ujar Risma.
Dalam upacara Harkitnas bertema "Pembangun Sumber Daya Manusia untuk memperkuat pondasi bangsa di era digital" ini, Risma juga mengingatkan betapa pentingnya generasi muda agar cerdas saat mengakses media sosial terutama hasutan yang membuat orang atau kelompok bertikai.
"Momentum saat ini tidak boleh bertikai tapi harus bersatu. Media sosial menjadi wadah kreatif bagi generasi muda bukan sebagai akses yang memecah kedaulatan bangsa," ucap Risma.
Bahkan, Risma menghimbau pelajar SMP untuk dapat menyadarkan dan menasehati teman-temannya yang sudah terjerumus dengan hal-hal negatif saat mengakses media sosial.
"Pegang erat tali persahabatan kalian. Ingat, sejarah kita bukan sekedar pemberian tetapi dengan perjuangan. Harus bisa pertahankan itu semua," tandas Risma.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement