Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyambut positif berkembangannya perusahaan startup di Indonesia. Bermunculannya sejumlah perusahaan startup ini menurutnya sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.Â
"Saya berharap anak muda Indonesia memiliki pola pikir untuk menjadi perintis startup. Kita tidak pernah meragukan kemampuan para anak bangsa dalam kreasi inovasi dan membuat model bisnis serta mengendalikan perusahaan untuk tumbuh dengan kecepatan optimal," ucap Rudiantara saat mengisi kuliah umum di Institut Pertanian Bogor (IPB), Jawa Barat, Senin, 24 September 2018.
Baca Juga
Dia mengatakan sumber daya manusia yang andal dan berkualitas merupakan faktor penting guna ikut mendorong perekonomian bangsa, misalnya melalui inovasi dan kreativitas pengembangan startup.Â
Advertisement
Dia mengatakan, perusahaan startup dengan pengelolaan keuangan yang stabil memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, seperti pendorong tumbuhnya perekonomian, menyerap banyak tenaga kerja, serta mampu berkompetisi di taraf international.
"Kemampuan mengelola risiko, inovatif, konsistensi, dan kreativitas, hal tersebut merupakan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh para perintis perusahaan startup," ujar Rudiantara.Â
Mantan CEO Telkomsel ini juga menjelaskan, adanya kucuran dana dari investor asing bukan berarti startup asal Indonesia diambil alih oleh bangsa asing. Sebab pengawasan merger dan akuisisi maupun manajemennya tetap dikendalikan lokal.
Selain Rudiantara, pada kuliah umum Nasionalisme di Era Digital di IPB juga menghadirkan tiga pelaku muda yang bergerak di bisnis startup. Mereka adalah CEO Impact Digital Fahri Amirullah, Vice President of Product Bukalapak Zakka Fauzan dan CEO etanee.id Herry Nugraha.
Ketiganya menyampaikan mengenai bisnis startup yang dilakukan pada sesi talkshow dihadapan 3.000 mahasiswa serta sivitas akademika IPB.
Startup Rasa Nasionalisme
CEO Impact Digital Fahri Amirullah mengungkapkan, pesatnya perkembangan arus teknologi digital, seperti pemanfaatan media sosial, oleh kelompok generasi milenial ikut membantu penyebaran pesan positif dari bisnis startup.
"Netizen Indonesia itu sangat aktif di media sosial, tapi dengan begitu kampanye-kampanye program positif seperti kitabisa.com ini amat cepat tersebar karana netizen," ujar Fahri.
Sedangkan Vice President of Product Bukalapak Zakka Fauzan, memaparkan berbagai aspek seperti tantangan dan hal yang perlu diperhatikan setelah perusahaan startup mendapatkan gelar unicorn.
"Tantangan mendirikan perusahaan ada di rasa aman dan nyaman kita sendiri. Gelar unicorn menjadi satu fase yg harus dilewati untuk menjadi lebih besar. Karena kita harus tetap mempertahankan kestabilan ini," ujar Zakka.
Zakka menilai, perusahaan startup lokal masih memiliki rasa nasionalisme di era digital masa kini. Zakka menyebutkan, 99,99 persen karyawan di Bukalapak merupakan warga negara Indonesia serta memiliki tim product development yang masih muda.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â
Â
Â
Advertisement