Balaroa dan Petobo Diusulkan Jadi Kuburan Massal Korban Gempa

Wiranto mengatakan, masih banyak korban gempa dan tsunami Palu dan Donggal yang tertimbun belum terevakuasi.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 06 Okt 2018, 06:01 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2018, 06:01 WIB
Menyedihkan, Begini Potret Mobil Korban Gempa Palu yang Dijarah
Mobil Daihatsu Ayla menjadi incaran jarahan korban gempa dan tsunami di Palu Grand Mal, Palu, Jumat (5/10). Warga korban gempa bumi mengambil ban dan interior mobil. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum da Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan, masih banyak korban gempa dan tsunami Palu dan Donggal, yang tertimbun belum terevakuasi.

Salah satu lokasi yang sulit dievakuasi adalah di Perumnas Balaroa.

Menurut dia, alat berat untuk evakuasi korban masih belum dapat dioperasikan di wilayah tersebut. Sebab, kondisi tanah di sana berpotensi amblas ketika diberi beban berlebih.

"Di Balaroa di komplek Perumnas itu ambles. Itu memang timbul masalah. Alat berat bisa tenggelam karena masih lunak tanahnya," kata Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam Jakarta Pusat, Jumat (5/10/2018).

Selain itu, lokasi lain yang juga sulit untuk evakuasi adalah Kelurahan Petobo, Kota Palu. Wiranto mengatakan, Petobo merupakan wilayah yang hancur karena fenomena likuifaksi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jadi Kuburan Massal

Karena kondisi ini, pemerintah mengusulkan agar kawasan tersebut menjadi monumen kuburan massal. Dia pun sudah berkoordinasi dengan para pemuka agama dan tokoh masyarakat di sana terkait penghentian pencarian jenazah.

"Kami juga harus memutuskan kapan pencarian jenazah akan dihentikan. Lalu diputuskan kapan daerah itu dijadikan makam massal," ujarnya.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya