Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah korban meninggal akibat gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah, tercatat 2.081 meninggal dunia. Jumlah yang tercatat per 25 Oktober 2018 itu, didapat dari beberapa lokasi seperti di Donggala, Palu, Sigi dan Moutoung.
"2.081 korban meninggal dunia. Perinciannya 171 di Donggala, 1.706 di Palu, 188 di Sigi, 15 di Moutoung dan 1 orang di Pasang Kayu," kata Sutopo di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Jumat (26/10/2018).
Penanganan darurat dampak gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah, sampai kini masih terus dilakukan. Karena hari terakhir penanganan darurat ditetapkan hingga 26 Oktober 2018.
Advertisement
Percepatan pemulihan dampak bencana terus dintensifkan, khususnya pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, pelayanan medis, perbaikan infrastruktur dasar, dan normalisasi kehidupan masyarakat.
Sutopo menjelaskan, kebanyakan korban meninggal akibat tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa dan tsunami. Sebanyak 2.081 jenazah yang teridentifikasi itu telah dimakamkan secara massal.
"Pemakaman massal sebanyak 1.025 orang, pemakaman keluarga 1.056 orang," jelasnya.
Untuk korban luka berat maupun luka ringan sendiri berjumlah 12.568 orang dengan rincian 4.438 luka berat dan 8.130 luka ringan.
"Korban hilang 1.309 orang, pengungsi 214.925 jiwa dengan rincian 206.194 jiwa (112 titik) di Sulteng dan 8.731 jiwa di luar Sulteng," sebutnya.
Â
21 Ribu Dievakuasi
Lalu, untuk warga yang sudah dievakuasi akibat terkena gempa bumi dan tsunami sebanyak 21.321 orang. Mereka mengungsi di tujuh kota.
"Lewat jalur udara 19.413 orang dengan rincian Makassar 12.292 orang, Balikpapan 5.620 orang, Jakarta 626 orang, Manado 625 orang, Kendari 70 orang, Surabaya 180 orang. Jalur laut ada 1.908 orang yang mengungsi ke Makassar 1.853 orang dan Nunukan 55 orang," terang Sutopo.
Reporter: Nur HabibieÂ
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement