Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan puting beliung yang terjadi pada musim penghujan.
"Untuk mencegah kerugian dan korban akibat puting beliung, lebih baik ranting pohon besar dipangkas dan menebang yang sudah rapuh," kata Sutopo di Jakarta, Selasa (13/11/2018) seperti dilansir dari Antara.
Untuk mengantisipasi bencana tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat perlu menyusun peta rawan puting beliung dan menyosialisasikannya kepada masyarakat. Sosialisasi itu juga harus mencakup tanda-tanda dan cara berlindung dari bahaya puting beliung.
Advertisement
"Peta rawan bencana dan tips menghadapi puting beliung bisa diunduh di portal resmi BNPB," jelasnya.
Masyarakat juga perlu mengikuti informasi prakiraan cuaca untuk mengantisipasi kemungkinan puting beliung terjadi.
"Bila di langit tampak awan gelap dan menggantung, lebih baik hindari bepergian bila tidak penting sekali," ujarnya.
Puting Beliung Datang Mendadak
Sutopo mengatakan puting beliung adalah angin kencang yang datang secara tiba-tiba, mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral dengan kecepatan 40 kilometer per jam hingga 50 kilometer per jam hingga menyentuh permukaan bumi. Puting beliung hanya terjadi pada waktu singkat, yakni tiga hingga lima menit saja.
Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana melalui akun Twitter resmi @BNPB_Indonesia merilis infografis terkait dampak puting beliung di November 2018, Senin (12/11/2018).
Total 15 bencana puting beliung yang melanda 7 provinsi mengakibatkan 103 rumah rusak. Namun, tidak ada korban jiwa dari musibah tersebut.
Saksikan video menarik berikut ini:
Advertisement