PKS Minta BIN Tak Ungkap Data Mentah soal Masjid Radikal

BIN mengungkap adanya 41 masjid yang berada di lingkungan pemerintahan terpapar radikalisme.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 21 Nov 2018, 12:16 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2018, 12:16 WIB
Tim Pemenangan Prabowo-Sandi laporkan jumlah DPT bermasalah ke KPU
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani dan Sekjen PKS Mustafa Kamal usai melakukan pertemuan tertutup dengan komisioner KPU, Jakarta, Rabu (17/10). Pertemuan membahas tentang kondisi jumlah DPT pada Pemilu 2019 yang masih janggal. (Merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Intelijen Negara (BIN) mengungkap adanya 50 penceramah dan 41 masjid yang berada di lingkungan pemerintahan terpapar radikalisme. Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mustafa Kamal menilai, data yang diungkap BIN itu bisa menimbulkan rasa saling curiga di masyarakat.

Menurut dia, seharusnya pemerintah bisa memilah-milah data yang akan disampaikan ke masyarakat. Data yang disampaikan pun harus lengkap dengan solusinya.

"Bukan menjadi informasi mentah yang dilempar ke publik lalu menjadi kontroversi itu yang kemudian membuat suasana justru menjadi tidak stabil, kita bisa saling curiga, saling tuding-menuding," kata Mustafa di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/11/2018).

Kebijakan yang dibuat, sambung dia, juga harus bisa menyejukan masyarakat. Sebab saat ini Indonesia memasuki tahun politik.

Karena itu, Mustafa berharap pemerintah bisa lebih kompak dalam menghadapi masalah. Serta bisa membuat kebijakan yanh tepat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Ceramah Radikal

Badan Intelijen Negara (BIN) menjelaskan temuan 41 masjid di lingkungan Kementerian dan BUMN terpapar paham radikalisme. Juru Bicara BIN Wawan Hari Purwanto meluruskan, bukan masjid yang radikal melainkan penceramah.

BIN menggolongkan ceramah radikal bermuatan intoleransi, ujaran kebencian, mengkafir-kafirkan, dan melawan ideologi Pancasila. Hasil temuan BIN, dari 41 masjid yang terpapar, sekurangnya ada 50 orang penceramah radikal.

"Penceramah kontennya kita tidak ingin ada intoleransi lah, kemudian ujaran kebencian ujaran takfiri mengkafirkan orang lain dan juga membawa semangat radikal dan juga terkait dgn masalah ideologi Pancasila," jelas Wawan di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa 20 November.

 

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya